Pekanbaru, Rakyat45 – Tim mitigasi harimau telah memasang lima kamera trap di lokasi serangan harimau sumatera yang tragis, menewaskan Rahmad (26) saat sedang bekerja menyemprot Gulma di Lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) Petak 466 Blok L PT SPA, Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Tim dari Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau bergerak cepat dalam tindakan pencegahan, dengan memasang lima kamera trap untuk mendokumentasikan aktivitas harimau di sekitar lokasi kejadian. Langkah ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi individu harimau yang bertanggung jawab atas serangan mematikan ini.
“Secara periodik akan kita lakukan pengecekan camera trap. Diharapkan hasil kamera trap yang tertangkap bisa mengidentifikasi individu harimau yang bersangkutan,” ungkap Kepala Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Riau, Genman Suhefti Hasibuan, pada hari Rabu (15/5).
Pemasangan lima kamera tersebut dilakukan pada hari Senin (13/5) kemarin, dengan lokasi strategis di sekitar titik serangan. BBKSDA Riau juga menggarisbawahi pentingnya pengaturan ruang dan waktu antara manusia dan harimau, mengingat luasnya home range harimau Sumatera.
“Luasnya home range harimau memungkinkan adanya penggunaan ruang bersama oleh harimau sumatera dengan masyarakat, sehingga perlu adanya pengaturan penggunaan ruang dan waktu antara masyarakat dengan harimau sumatera,” jelas Genman.
Selain pemasangan kamera trap, BBKSDA Riau juga memberikan imbauan kepada perusahaan untuk mengatur jam kerja karyawan serta memastikan bahwa pekerja tidak bekerja sendirian di area terpencil.
Upaya pencegahan konflik yang lebih lanjut mencakup pengayaan mangsa untuk harimau serta memberikan tindakan tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam perburuan ilegal.
Rahmad, korban tragis serangan harimau pada hari Kamis (9/5), sedang bekerja di lokasi bersama dua rekannya, Rahman dan Almi, namun sayangnya mereka terpisah. Meski Rahmad sempat berteriak meminta tolong, namun sayangnya tidak berhasil ditemukan. Pihak perusahaan segera melakukan pencarian dan menemukan Rahmad sudah meninggal dunia, dengan kondisi tangannya putus dan sejumlah luka di tubuhnya. Jenazah korban kemudian dievakuasi ke klinik perusahaan dan diserahkan kepada keluarganya untuk pemakaman.
Kasus serangan ini menyoroti pentingnya koeksistensi antara manusia dan satwa liar serta perlunya tindakan pencegahan yang lebih proaktif untuk mengurangi konflik yang mengancam keselamatan manusia dan keberlangsungan satwa liar di habitat mereka.