Kadis Pertanian Kab.Nias ; Alat Pertanian Yang Terparkir Itu, Datang Tanpa Diminta

NIAS, Rakyat45.com – Terkait alat mesin pertanian yang sudah terparkir di samping Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Nias. Kepala dinas pertanian Kab.Nias Fonaso Laoli memberi penjelasan saat di wawancarai oleh media ini di ruang kerjanya. Kamis, (26/11/20)

Ada pun beberapa yang di pertanyakan media ini kepada Kadis Pertanian Kab.Nias antara lain, tentang gedung penyuluhan pertanian yang ada di Kecamatan Ma’u yang selama ini di duga tidak pernah di huni, dan juga tentang tindakan dinas pertanian memulihkan kembali peternak babi masyarakat Kab.Nias, serta alat mesin pertanian yang sudah berapa tahun terparkir di samping Kantor Dinas Pertanian Kab.Nias

Ia menjelakan, “Tentang gedung penyuluhan pertanian di Kecamatan Ma’u, selama ini bukan tidak di fungsikan. Tetapi perlu saya jelaskan bahwa di kecamatan ma’u ada dua orang petugas penyuluhan yang kita tugaskan di sana dan itu pun satu orang pimpinan dari dua orang tersebut. Dan mereka tidak di wajibkan berkantor setiap hari di mana mereka selalu mendampingin petani di setiap kelompok di desa-desa. Mungkin saat kita lewat kebetulan bukan jadwal mereka masuk, karena untuk berkantor hanya dua kali satu minggu untuk menyelesaikan adminstrasi.”Ucap Kadis pertanian Fonaso Laoli

Kemudian pada tahun 2020 ini kita sudah mengalami wabah penyakit babi hingga semua peternak babi mati. Maka langkah-langkah yang kita ambil dari dinas pertanian Kab.Nias yaitu, saya sudah berikan surat resmi kepada balai karantina Wilayah Sumatera utara termasuk di Sibolga, supaya babi dari luar Nias di larang masuk ke Gunungsitoli untuk mengantisipasi Wabah tersebut. Tetapi sedikit ada kecolongan bahwa melalui pintu pelabuhan Nias selatan babi dari luar itu di lewatkan, bahkan telah beredar informasi selama ini bahwa babi potong sudah ramai di Kota Gunungsitoli yang di duga di datangkan melalui pintu pelabuhan Nias selatan. Maka kami juga tidak bisa melakukan monitoring di situ karena wilayah Kota.

Kemudian, langkah dan tindakan kita selanjutnya adalah, pihak kita di dinas pertanian Kab.Nias lagi menjejaki dan mencari daerah mana yang ada bibit-bibit babi, namun sampai sekarang kita masih belum mendapatkan daerah yang ada bibit tersebut.”Kata Kadis

Selain itu di tahun 2021 mendatang jika kita mendapatkan bibit babi maka kita sudah rencanakan pengadaan bibit babi untuk di bagi kepada masyarakat meskipun terbatas banyaknya hanya 40 ekor, dan tentu siapa nanti yang cepat memberi proposal dan kita lihat juga bahwa layak kita berikan maka kita kasi di situ

Sembari Kadis pertanian menyampaikan, “tujuan kita satu-satunya dari dinas pertanian Kab.Nias adalah, selalu mencari cara bagaimana supaya pendapatan masyarakat lebih bagus tanpa meminta imbalan apa pun.”Ungkapnya

Kemudian, pihak Media mempertanyakan tentang alat pertanian yang sudah terparkir di samping kantor Dinas pertanian Kab.Nias

Terkait hal tersebut Kadis pertanian Fanaso Laoli menjelaskan, “tadi saya udah membaca di media sosial melalui akun facebook soal alat itu bahkan kami di anggap tidak profesional, maka saya menjelaskan bahwa, alat mesin pertanian yang sudah lama terparkir di samping Kantor dinas pertanian Kab.Nias itu adalah bantuan dari kementerian pertanian. Dan alat tersebut datang tanpa kita minta, baik pihak dinas pertanian maupun bapak Bupati Nias tidak pernah meminta alat mesin itu atau melalui proposal atau usulan tidak pernah. Namun tiba-tiba dua tahun yang lalu datang alat itu dari kementerian pertanian.”Jelasnya

Lebih lanjut Fonaso menjelaskan, “Setelah masuknya alat ini kami sudah buat surat resmi melalui dinas pertanian Provinsi Sumut supaya direalokasi alat itu di daerah yang membutuhkan. Karena bukan kita tidak membutuhkan tetapi alat itu terkhusus untuk pemanen jagung dan pemipil, sementara tidak semua kelompok tani di Kab.Nias menanam jagung.

Meskipun begitu, karena kita bagian dari jajaran pertanian maka kewajiban kami melalui para penyuluhan memberi pemahaman supaya mereka menginformasikan kepada masyarakat melaui kelompok agar alat ini bisa digunakan. Namun karena ini alat khusus pemanen dan pemipil jagung sementara juga tidak semua kelompok sudah menanam jagung, hanya di Bawalato dan Idanogawo. Maka atas upaya pencerahan kita sehingga ada lima dari delapan yunit yang sudah kita salurkan kepada masyarakat melaui kelompok.”Jelasnya

Fonaso Laoli juga mengatakan, “Mengelolah alat seperti ini tidak segampang membalikan telapak tangan, karena di barengin biaya operasionalnya dan juga tenaga teknisnya, sementara kita dari dinas pertanian tidak pernah melatih masyarakat membawa alat ini.

Sementara yang tiga yunit lagi selain saya memberi surat resmi melaui dinas pertanian provinsi, saya sudah datang langsung ke medan kepada pengelola alat ini, supaya di realokasikan di daerah yang membutuhkan. Namun kata mereka masih belum bisa di tarek kembali alat itu karena masih belum di dapatkan daerah mana yang membutuhkan. Ketika nanti dinas pertanian provinsi sudah mendapatkan daerah yang membutuhkan maka sisa alat itu di tarek kembali. Jadi kembali saya jelaskan bahwa, pihak kami di dinas pertanian Kab.Nias bukan tidak profesional bekerja. Tetapi alat tersebut bantuan dari kementerian pertanian yang di berikan di dinas pertanian Kab.Nias tanpa di minta atau di usulkan sebelumnya.”Tandas Kadis pertanian Kab.Nias Fonaso Laoli mengakhiri.

(Makmur Gulo)