Gaza City, Rakyat45.com – Otoritas Palestina mengecam keras tindakan Israel yang diduga menggunakan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, di Jalur Gaza. Pernyataan ini dikeluarkan oleh Kantor Media Pemerintah Gaza pada Selasa (22/10), menyusul penghentian distribusi bantuan kemanusiaan secara sistematis oleh Israel.
“Sejak perang genosida dimulai pada Oktober 2023, lebih dari seperempat juta truk bantuan kemanusiaan telah dicegah masuk oleh tentara Israel,” ungkap pernyataan tersebut. Kebijakan ini disebut secara khusus berdampak pada Gaza utara, yang menjadi pusat pengepungan militer.
Selain itu, penutupan penyeberangan Rafah, satu-satunya rute penting yang menghubungkan Gaza dengan Mesir, telah berlangsung selama 169 hari, semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah itu. “Dengan menolak masuknya makanan, susu bayi, dan suplemen gizi, Israel secara sengaja menggunakan kelaparan sebagai senjata perang terhadap warga sipil, terutama anak-anak,” tambah pernyataan tersebut.
Tindakan ini dikecam sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Otoritas Palestina mengkritik diamnya komunitas internasional atas penderitaan warga Gaza yang semakin parah. Hingga kini, lebih dari 600 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka sejak serangan Israel dimulai pada 5 Oktober, menurut laporan otoritas kesehatan Palestina.
Serangan militer ini menambah panjang daftar korban di Gaza, di mana lebih dari 42.700 warga, mayoritas wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa dalam setahun terakhir. Blokade yang terus berlangsung menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, memaksa ribuan orang mengungsi.
Tindakan Israel kini menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas kekejaman yang dilakukan di Jalur Gaza.
Sumber: Anadolu