RAKYAT45.COM – Korea Utara (Korut) kembali melontarkan kecaman tajam terhadap latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang. Latihan bertajuk Freedom Edge itu dianggap Korut sebagai ancaman serius terhadap stabilitas kawasan, dengan peringatan keras bahwa mereka tidak akan tinggal diam.
“Kami memperingatkan AS dan sekutunya yang bermusuhan dengan DPRK (nama resmi Korut) untuk segera menghentikan tindakan provokatif yang dapat memicu eskalasi militer di Semenanjung Korea dan sekitarnya hingga berujung pada konflik bersenjata nyata,” ujar Kementerian Pertahanan Korut melalui pernyataan resminya yang dirilis media pemerintah, KCNA, Sabtu (23/11).
Latihan gabungan yang berlangsung selama tiga hari itu digelar di perairan internasional selatan Pulau Jeju, Korsel. Kegiatan tersebut melibatkan kapal induk bertenaga nuklir AS, USS George Washington, bersama dengan pesawat tempur, pesawat patroli maritim, serta armada dari ketiga negara.
Korut menegaskan akan terus memantau aktivitas militer AS dan sekutunya dengan cermat. Jika situasi dianggap membahayakan, mereka tidak segan mengambil tindakan balasan yang cepat dan strategis.
“Kami akan mengambil langkah preventif untuk mengendalikan risiko dan mempertahankan keamanan nasional kami,” tambah pernyataan tersebut.
Ketegangan di Semenanjung Korea memang terus meningkat seiring intensitas latihan militer gabungan dan pengembangan senjata oleh kedua belah pihak. Latihan ini, menurut AS dan sekutunya, bertujuan untuk meningkatkan kesiapan menghadapi ancaman regional, termasuk dari Korut. Namun, Korut menilai langkah tersebut sebagai persiapan untuk invasi dan pelecehan terhadap kedaulatan mereka.
Latihan Freedom Edge menjadi salah satu dari rangkaian kerja sama militer antara AS, Korsel, dan Jepang. Ketiganya menegaskan komitmen untuk menjaga keamanan regional dari ancaman misil balistik Korut, yang dalam beberapa bulan terakhir terus memperlihatkan peningkatan uji coba rudal dan proyektil.
Meski demikian, para pengamat internasional khawatir bahwa respons keras Korut terhadap latihan ini dapat semakin memperburuk situasi yang sudah memanas. Semenanjung Korea pun kembali menjadi salah satu titik perhatian utama dalam dinamika geopolitik global. (IDM)