Telukkuantan, Rakyat45.com – Telukkuantan, ibu kota Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, terus menghadapi ancaman banjir setiap kali hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Bahkan, hujan dengan durasi singkat saja sudah cukup untuk merendam beberapa kawasan pemukiman dan jalan utama.
Masalah ini memicu keresahan warga, yang merasa banjir telah menjadi masalah tahunan tanpa solusi nyata. Seperti yang terjadi tadi malam, beberapa ruas jalan utama dan pemukiman warga kembali digenangi air akibat hujan lebat yang hanya berlangsung sekitar satu jam.
Anggota DPRD Kuansing, Gusmir Indra atau yang akrab disapa Indrako, menyoroti kondisi ini dengan serius. Ia menyebut penyebab utama banjir adalah hilangnya area resapan air dan semakin menyempitnya daerah aliran sungai di Telukkuantan.
“Setiap hujan deras, banjir tidak terhindarkan karena area resapan air sudah banyak yang hilang. Selain itu, sungai-sungai di sekitar kota ini tidak lagi mampu menampung debit air yang meningkat,” ungkap Indrako kepada Rakyat45.com pada Rabu (6/3/2024) pagi.
Ia menambahkan, pesatnya pembangunan di Telukkuantan tanpa perencanaan yang matang menjadi penyebab utama hilangnya area resapan air. Ia pun mendesak pemerintah daerah untuk lebih selektif dan teliti dalam menerbitkan izin pendirian bangunan dan gedung (PBG).
Beberapa titik rawan banjir di Telukkuantan yang sering dikeluhkan warga antara lain Jalan Proklamasi di sekitar area kuburan Cina, depan SMAN Pintar, Jalan Imam Munandar dekat kompleks perbankan, dan kawasan Simpang STM. Bahkan, kawasan di sekitar Kantor Pos lama, tepatnya di dekat Rumah Makan Selero Kampung, kini juga menjadi langganan banjir.
Indrako mengaku pernah menjadi korban banjir di depan kuburan Cina. “Mobil saya pernah mogok saat mencoba melintasi banjir di sana,” ceritanya.
Politisi Gerindra ini menekankan pentingnya langkah cepat dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini sebelum semakin parah. “Pembangunan memang penting, tetapi keberlanjutan lingkungan juga harus menjadi prioritas. Jangan sampai warga terus menjadi korban dari kebijakan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan,” tutupnya.