Jakarta, Rakyat45.com – Presiden AS Donald Trump membuat kebijakan baru, menyetop pasokan medis dan obat-obatan tuberkulosis (TBC), HIV, dan Malaria untuk negara miskin. Kebijakan Trump ini bisa berdampak ke Indonesia, seperti dikatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kamis (30/1/2025).
“Meski pun selama ini Indonesia sudah mulai mendapatkan banyak dana hibah dari negara lain dan tidak hanya bergantung pada AS, kemungkinan tertap berdampak,” kata Budi.
Menurut Menkes, Indonesia saat ini juga membuka kerja sama bersama banyak pihak, termasuk Arab Saudi dan India, dalam upaya pemenuhan tenaga kesehatan dan obat-obatan untuk menangani sejumlah penyakit, utamanya jantung. Tetapi tetap saja kebijakan Trump ada dampaknya.
“Pasti akan ada dampaknya dari yang langsung masuk dari CDC atau US, atau secara tidak langsung lewat WHO, Gavi, yang sebagian besar juga masih tergantung pada AS,” kata Budi.
Menkes menjelaskan, pihaknya tengah menghitung seberapa besar dampak dari pembekuan dana hibah AS, untuk kemudian mencari sumber pendanaan lain. Dalam waktu dekat, Menkes akan mengunjungi Australia untuk pendanaan tambahan kebutuhan pengobatan pasien di Indonesia.
Sebelumnya, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mulai menerima memo untuk segera menghentikan bantuan dan pasokan medis terkait TBC, malaria, dan HIV, kepada negara miskin. Perintah Donald Trump tersebut otomatis memperluas pembekuan bantuan pendanaan AS untuk banyak negara berkembang.