Pekanbaru, Rakyat45.com – Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengingatkan seluruh anak buahnya untuk berbenah diri dan harus berani dikritik dalam tugasnya sebagai pelayan masyarakat. “Juga harus ambil bagian dalam menyukseskan semua upaya pemerintah,” katanya.
Jenderal bintang 2 yang pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror ini menyatakan, anggota Polda Riau juga harus mulai mau untuk memperbaiki diri, peka terhadap tuntutan masyarakat. “Selanjutnya, seluruh anggota harus memperbaiki kualitas pelayanan publik di Polda Riau,: tegas Kapolda.
Herry mengatakan, hal-hal tersebut merupakan Commander Wish Kapolda Riau kepada jajaran pejabat utama Polda Riau, seluruh Kapolres dan perwira menengah di Polda Riau, yang dibacakannya pada Rabu (19/3/2025).
Kapolda Riau juga meminta agar anggota menguatkan hak asasi manusia, moral baik, dan etika lingkungan bersama. Keamanan katanya, bukan hanya tentang ketertiban. Keamanan sejati adalah keamanan yang lahir dari keadilan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).
“Sebagai aparat penegak hukum, kita memiliki kekuatan, tetapi kekuatan itu harus dijalankan dengan kebijaksanaan. Kekuasaan yang tidak dikendalikan oleh etika dan moralitas hanya akan melahirkan ketakutan, bukan rasa aman,” jelasnya.
Karena itu, Herry menekankan bahwa setiap tindakan anggota kepolisian harus selalu berlandaskan pada penghormatan terhadap hak-hak warga negara. Herry ingin memastikan Polda Riau menjadi contoh dalam menjalankan policing yang humanis, pendekatan yang tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga merangkul masyarakat.
Dia juga meminta kepada seluruh jajaran Polda Riau agar setiap penegakan hukum menghindari tindakan represif yang tidak perlu. Bahkan, dalam setiap interaksi dengan masyarakat, Herry meminta anak buahnya untuk menjadi pelindung, bukan ancaman. Lalu dalam setiap pengambilan keputusan, utamakan keadilan, bukan sekadar prosedur.
“Polda Riau harus menjadi institusi yang dihormati karena integritasnya, bukan ditakuti karena kekuasaannya. Oleh karena itu, saya menginstruksikan agar setiap anggota memahami prinsip-prinsip HAM dalam menjalankan tugasnya, dan memastikan bahwa hukum ditegakkan dengan cara yang adil dan bermartabat,” katanya.
Tak hanya itu, Herry mengingatkan anggota, sebagai seorang polisi, kerap kali dihadapkan pada tugas yang berat dan penuh tantangan. Namun, di balik setiap patroli yang dijalani, setiap laporan yang ditangani, dan setiap interaksi polisi dengan masyarakat, terdapat makna intrinsik dari tugas sebagai insan Bhayangkara.
“Polisi bukan hanya simbol keamanan, tetapi juga wajah keadilan, harapan bagi setiap pencari keadilan, dan benteng bagi mereka yang membutuhkan perlindungan,” katanya.