Jakarta, Rakyat45.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan publik agar tidak lengah terhadap ancaman gempa besar dari zona megathrust di wilayah Indonesia. Melalui unggahan resmi di akun Instagram @InfoBMKG, lembaga tersebut menegaskan bahwa sejumlah segmen megathrust, seperti di Selat Sunda dan Mentawai–Siberut, telah lama tidak melepaskan energi seismik. Kondisi ini disebut sebagai “seismic gap” — tanda bahwa energi besar masih terkunci di dalam lempeng bumi.
BMKG memperingatkan, jika energi tersebut dilepaskan secara tiba-tiba, potensi gempa yang muncul bisa mencapai magnitudo 9 dan berpotensi memicu tsunami besar di wilayah pesisir barat Sumatra, selatan Jawa, hingga kawasan timur Indonesia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa peringatan ini bukan untuk menimbulkan kepanikan, melainkan sebagai ajakan agar masyarakat lebih siap dan waspada. Menurutnya, data dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa (PUSGEN) 2017 menunjukkan potensi gempa megathrust di selatan Jawa bisa mencapai kekuatan M8,8.
“Ini bukan hal baru. Sudah lama kita ketahui bahwa Indonesia berada di wilayah rawan gempa. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa siap menghadapi risikonya,” ujar Dwikorita.
BMKG bersama BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) juga mengingatkan bahwa apabila terjadi gempa besar, ketinggian gelombang tsunami di kawasan Banten hingga Lampung bisa mencapai 4 hingga 8 meter. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk:
mengenali jalur evakuasi di sekitar tempat tinggal, memahami langkah penyelamatan dasar, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG.
Dwikorita menegaskan bahwa bencana memang tak dapat dicegah, namun dampaknya bisa diminimalkan melalui pengetahuan dan kesiapsiagaan masyarakat.
“Kita tidak bisa menghentikan gempa, tetapi kita bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa dengan kesiapan dan kesadaran bersama,” tutupnya.