Jakarta, Rakyat45.com – Minum air kemasan dalam botol plastik mungkin terlihat praktis, tetapi para ahli kini memperingatkan dampak jangka panjang yang mengkhawatirkan. Sebuah riset internasional terbaru menemukan bahwa air kemasan mengandung partikel mikroplastik berbahaya yang berpotensi menembus organ vital manusia dan meningkatkan risiko penyakit kronis, termasuk kanker.
Penelitian yang dipimpin Sara Sajedi, pakar manajemen lingkungan dari Universitas Concordia, Kanada, mengungkapkan bahwa seseorang yang rutin mengonsumsi air dalam botol plastik dapat menelan hingga 90 ribu partikel mikroplastik lebih banyak setiap tahunnya dibanding mereka yang meminum air dari sumber non-kemasan.
Menurut Sajedi, mikroplastik tersebut bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius seperti peradangan kronis, stres oksidatif, gangguan hormon, infertilitas, hingga kerusakan sistem saraf. Ia menyebut temuan ini sebagai peringatan keras bagi masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan produk plastik sekali pakai.
“Kita tidak berbicara tentang keracunan akut, melainkan efek jangka panjang yang menumpuk di dalam tubuh. Air kemasan sebaiknya hanya digunakan dalam kondisi darurat, bukan untuk konsumsi harian,” ujar Sajedi dalam keterangannya yang dikutip dari Dailymail Rabu (8/10/2025).
Mikroplastik sendiri merupakan potongan plastik mikroskopis berukuran di bawah dua mikrometer—sekitar dua per seribu milimeter yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, udara, maupun air. Dalam kasus air kemasan, partikel ini bisa terbentuk sejak proses produksi, penyimpanan, hingga distribusi.
Lebih mencengangkan lagi, berbagai penelitian telah menemukan keberadaan mikroplastik di paru-paru, darah, plasenta, hingga air susu ibu (ASI). Para ilmuwan khawatir partikel tersebut mampu menembus jaringan tubuh manusia dan memicu reaksi berantai yang membahayakan metabolisme.
Dalam jurnal ilmiah Journal of Hazardous Materials, Sajedi juga menjelaskan bahwa paparan mikroplastik bisa menyebabkan ketidakseimbangan mikrobiota usus (disbiosis), gangguan pernapasan, dan potensi kerusakan organ secara perlahan.
“Dampak kesehatan dari paparan mikroplastik bersifat kronis dan luas. Karena itu, pengawasan dan regulasi terhadap penggunaan plastik sekali pakai sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa mikroplastik dalam kemasan makanan dapat mengubah aktivitas bakteri di usus manusia dan meningkatkan risiko kanker usus besar serta gangguan mental seperti depresi. Para peneliti menduga partikel tersebut membawa zat kimia berbahaya atau menjadi tempat berkembangnya mikroba patogen yang mengganggu fungsi tubuh.
Sara Sajedi menyerukan agar pemerintah dan produsen menerapkan aturan ketat terkait pelabelan produk air kemasan, termasuk informasi tentang kandungan mikroplastik di dalamnya. Ia menilai tanggung jawab atas dampak lingkungan dan kesehatan harus menjadi bagian dari siklus produksi industri plastik.
“Dunia membutuhkan kebijakan yang memastikan akses air bersih yang aman, berkelanjutan, dan bebas dari ancaman mikroplastik,” pungkasnya.
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.