Kampar, Rakyat45.com – Di balik gemuruh arus Sungai Subayang yang tak pernah berhenti, tersimpan kisah tentang seorang anak muda dari pelosok Kampar yang menolak menyerah pada keterbatasan. Ia adalah Dedi Irawan, sosok sederhana yang kini menjadi Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Batu Dinding, Desa Wisata Tanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu.
Berkat tangan dinginnya dan gotong royong warga, Batu Dinding Tanjung Belit kini menembus tiga besar nasional Anugerah Pesona Indonesia (API) Award 2025, sebuah ajang bergengsi yang menjadi barometer prestasi pariwisata di Tanah Air.
“Ini bukan sekadar kemenangan bagi kami di Tanjung Belit, tapi juga bentuk cinta kami terhadap alam dan budaya Kampar,” ujar Dedi dengan nada bahagia saat dihubungi Rakyat45.com, Sabtu (11/10/2025).
Prestasi ini bermula dari keberanian Dedi dan tim Pokdarwis mendaftarkan Tanjung Belit dalam kategori Wisata Air Subayang Rafting di API Award 2025. Dukungan pun mengalir deras, baik dari masyarakat lokal maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar yang memberikan rekomendasi penuh.
Puncak penghargaan akan digelar 18 November 2025 di Aula Rangkaya, Kantor Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat, dan Pemkab Kampar telah menerima undangan resmi untuk menghadirinya.
Namun di balik pencapaian itu, perjuangan panjang mengiringi setiap langkah. Menuju Desa Tanjung Belit bukanlah perkara mudah. Jalanan berlumpur, tanjakan licin, dan rute panjang masih menjadi keseharian warga yang ingin menyapa wisata alam Batu Dinding.
“Perjuangan kami bukan di panggung penghargaan, tapi di jalan menuju ke sana,” kata Dedi sambil tertawa kecil. “Meski begitu, kami tidak menyerah. Kami ingin buktikan bahwa desa kecil pun bisa berbicara di tingkat nasional.”
Dedi berharap pemerintah daerah dapat memprioritaskan pembangunan jalan menuju Tanjung Belit, agar wisatawan lebih mudah berkunjung dan ekonomi lokal semakin hidup.
“Saat ini sudah sekitar 3.000 orang datang setiap bulan. Kalau aksesnya bagus, bisa dua kali lipat,” ucapnya optimistis.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar atas kepercayaan dan dukungan mereka.
“Tanpa dorongan dari pemerintah dan semangat warga, kami tidak akan sejauh ini. Kami hanya masyarakat kecil di tepian Subayang, tapi punya mimpi besar,” ungkapnya haru.
Perjalanan Pokdarwis Batu Dinding juga tak lepas dari perhatian para pemangku kebijakan. Anggota DPRD Kampar Dapil 6, Eko Sutrisno, disebut Dedi sebagai sosok yang banyak membantu membuka jalur komunikasi dengan Bupati Kampar Ahmad Yuzar dan Wakil Bupati Misharti.
“Beliau sangat peduli. Dukungan Pak Eko membuat kami percaya diri untuk melangkah lebih jauh,” ujar Dedi.
Bagi Eko Sutrisno sendiri, semangat warga Tanjung Belit adalah potret nyata kekuatan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah.
“Pokdarwis Batu Dinding membuktikan bahwa pariwisata tidak selalu membutuhkan dana besar. Cukup dengan cinta terhadap alam dan semangat gotong royong, desa pun bisa bersinar,” ungkap Eko yang juga Ketua Fraksi NasDem DPRD Kampar.
Ia menegaskan bahwa DPRD Kampar akan terus mendorong pembangunan infrastruktur pendukung wisata, agar akses dan fasilitas di Tanjung Belit menjadi lebih baik.
“Wisata bukan hanya soal pemandangan indah, tapi juga kenyamanan dan kemudahan pengunjung. Ini yang sedang kami perjuangkan,” tambahnya.
Dikenal dengan tebing-tebing batu menjulang di tepi Sungai Subayang, Batu Dinding Tanjung Belit sering disebut sebagai cermin alam karena pantulan cahaya matahari di dinding bebatuannya menciptakan panorama yang memukau.
Tak heran jika destinasi ini kini menjadi salah satu ikon wisata petualangan di Riau.
“Dari tepi sungai inilah, kami belajar tentang kerja keras, kebersamaan, dan cinta tanah kelahiran. Kami ingin Batu Dinding bukan hanya dikenal karena keindahannya, tapi juga karena kisah perjuangan orang-orang di baliknya,” tutup Dedi dengan senyum hangat.
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.