Pekanbaru, Rakyat45.com – Sebanyak 120 pelajar SMA dan SMK se-Kota Pekanbaru mengikuti kegiatan “Pelajar Masuk Masjid Bersama Gubernur Abdul Wahid”, bagian dari Program Pembinaan Pelajar Riau melalui metode Spiritual Quotient Training (P3R-SQT).
Kegiatan yang berlangsung di Masjid Al Maqari, Komplek Purna MTQ Bandar Serai, Jalan Sudirman, Pekanbaru, digelar selama dua hari, mulai Sabtu (11/10/2025) pagi hingga minggu (12/10/2025) siang usai salat Zuhur.
Selama pelatihan, para peserta yang dikenal sebagai Santri Al Maqari angkatan pertama mendapatkan berbagai pembekalan spiritual, mulai dari praktik ibadah, penguatan akidah, hingga pembinaan akhlak. Mereka menjalani rutinitas ibadah berjamaah, memperdalam bacaan Al-Qur’an, mempelajari fiqih, salat malam (tahajud), dan memahami adab dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu peserta, Zaki, siswa SMAN 1 Pekanbaru, mengaku sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, dua hari di masjid memberikan pengalaman spiritual yang sangat berharga.
“Saya sangat senang ikut program ini. Kami belajar banyak hal — mulai dari salat Tahajud berjamaah, memperbaiki bacaan Al-Qur’an, belajar adab, sampai punya banyak teman dari sekolah lain,” ujar Zaki dengan wajah penuh semangat.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan dan menjangkau lebih banyak pelajar di seluruh Riau.
“Insya Allah program ini bermanfaat untuk membentuk karakter pelajar yang berakhlak dan berilmu. Semoga nanti bisa diikuti ribuan pelajar di seluruh provinsi,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Rizki Filano, siswa SMAN 3 Pekanbaru.
“Acara seperti ini membuat kami ingat kembali tentang kewajiban sebagai muslim. Semoga kegiatan seperti ini rutin diadakan,” ungkapnya singkat.
Sementara itu, Dr. Rodi Wahyudi, selaku Panitia P3R-SQT Masjid Al Maqari dan dosen di UIN Suska Riau, memberikan pesan mendalam kepada seluruh peserta. Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi generasi muda.
“Pelajar hari ini adalah pemimpin negeri dua puluh tahun yang akan datang. Kalau pelajar hari ini rusak, maka masa depan negeri juga ikut rusak. Tapi jika mereka beradab, jujur, dan istiqamah dalam ibadah, maka kita akan punya pemimpin yang saleh dan bijaksana di masa depan,” ujar Dr. Rodi dalam sambutannya.
Beliau juga mengingatkan agar para pelajar selalu memperbaiki diri dan tidak larut dalam kesalahan masa lalu.
“Tinggalkan hal-hal buruk yang pernah dilakukan. Fokuslah memperbaiki diri, belajar sungguh-sungguh, dan terus mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya.
Dalam arahannya, Dr. Rodi juga memperkenalkan konsep “Enam T” sebagai pedoman pelajar untuk menjaga kualitas spiritual dan kedisiplinan diri, yaitu:
Takbiratul Ula – menjaga salat berjamaah di awal waktu.
Tilawah – membaca Al-Qur’an setiap hari.
Taklim – mendengarkan nasihat dan keutamaan amal.
Tasbihat – memperbanyak zikir setiap waktu.
Tahajud – membiasakan salat malam.
Tundukkan Pandangan – menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak baik.
Selain itu, ia berpesan agar para pelajar tetap berdisiplin dalam belajar, menghormati guru dan orang tua, serta menjaga adab di sekolah.
“Datanglah ke sekolah tepat waktu, duduklah di depan, siapkan diri saat ujian, dan jangan pernah menipu. Adab yang baik akan mengangkat derajat ilmu kalian,” pesannya menutup kegiatan.
Kegiatan yang berakhir Ahad siang tersebut ditutup dengan doa bersama dan pesan moral dari panitia. Banyak peserta terlihat haru saat berpamitan dengan panitia dan teman-teman baru mereka.
Program “Pelajar Masuk Masjid” ini diharapkan menjadi wadah pembinaan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara spiritual dan moral — sejalan dengan visi Gubernur Riau Abdul Wahid dalam mencetak pelajar berkarakter dan berakhlak mulia.
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.