Peristiwa

Warga Rantau Langsat Diserang Dua Harimau Saat Cari Damar di Hutan Bukit Tiga Puluh

27
×

Warga Rantau Langsat Diserang Dua Harimau Saat Cari Damar di Hutan Bukit Tiga Puluh

Sebarkan artikel ini
Warga Rantau Langsat Diserang Dua Harimau Saat Cari Damar di Hutan Bukit Tiga Puluh
Ilustrasi Harimau dan anaknya sedang menerkam seorang warga yang sedang memanen damar. /Rakyat45/Md/Gemini

Riau, Rakyat45.com – Suasana mencekam menyelimuti kawasan Sungai Balam, Dusun Nunusan, Desa Rantau Langsat, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Seorang warga bernama Butet (27) menjadi korban serangan dua ekor harimau saat mencari damar di hutan, Rabu (22/10) pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Menurut penjelasan Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Ujang Holisudin, lokasi kejadian berada di zona tradisional Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT), wilayah yang memang sering dilalui satwa liar.

“Saat itu korban sedang memanen damar untuk menambal perahu miliknya. Dari keterangan korban, ia sempat mendengar suara auman harimau dari kejauhan, namun tidak menaruh curiga karena sudah terbiasa dengan suara hewan hutan,” ungkap Ujang.

Tak lama berselang, dua ekor harimau muncul, seekor induk dan anaknya. Induk harimau langsung menerkam kaki kiri Butet, sementara anaknya menggigit lutut kanannya.

“Diduga induk harimau sedang melatih anaknya berburu,” tambah Ujang.

Dalam kondisi terluka, Butet berusaha melawan dengan memukul wajah anak harimau hingga terpental. Aksi itu membuat induk harimau melepaskan gigitannya dan pergi meninggalkan lokasi bersama anaknya.

Meski penuh luka dan berlumuran darah, Butet masih mampu berjalan kaki menuju permukiman terdekat. Sekitar pukul 12.30 WIB, warga menemukan korban dan segera mengevakuasinya ke Desa Rantau Langsat. Dari sana, ia dibawa ke Puskesmas Siberida sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat untuk perawatan lebih lanjut pada sore harinya.

Usai menerima laporan, tim gabungan dari BBKSDA Riau dan Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh langsung meninjau lokasi serta menemui korban dan keluarganya. Petugas juga mengimbau warga agar lebih waspada saat beraktivitas di area hutan.

“Kami mengingatkan masyarakat untuk tidak masuk hutan sendirian dan segera melapor jika melihat tanda-tanda keberadaan satwa liar,” pesan Ujang saat kepada Rakyat45.com.

Ia menambahkan, harimau sumatera merupakan satwa langka yang berstatus kritis (critically endangered) menurut daftar merah IUCN. Konflik manusia dan harimau di Riau kerap muncul karena menyempitnya habitat alami mereka.

“BBKSDA Riau bersama pihak TNBT dan pemerintah desa terus memantau wilayah tersebut agar aktivitas warga tetap aman, sekaligus memastikan populasi harimau sumatera tetap lestari di habitat aslinya,” tutup Ujang.***

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.