Peristiwa

Sibuk Cari Sekolah Terbaik Untuk Anak, Tapi Orang Tua Lupa jadi Pendidik yang Baik

667
×

Sibuk Cari Sekolah Terbaik Untuk Anak, Tapi Orang Tua Lupa jadi Pendidik yang Baik

Sebarkan artikel ini
Sibuk Cari Sekolah Terbaik Untuk Anak, Tapi Orang Tua Lupa jadi Pendidik yang Baik
Direktur Utama, Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center (PJC), Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H (Kanan) dan Ketua Umum Aliansi Media Indonesia (AMI), Kiri./R45/Marianus Waruwu.

Pekanbaru, Rakyat45.com Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, sebagian orang tua justru terjebak pada pandangan sempit: cukup mencari sekolah terbaik tanpa berperan aktif dalam mendidik anak di rumah. Hal ini disampaikan Direktur Utama, Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center (PJC), Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H dalam sebuah diskusi ringan di RR Coffee, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Senin (27/10/2025).

Menurut  Wahyudi, pola pikir sebagian orang tua saat ini perlu diubah. Banyak yang menilai keberhasilan anak hanya ditentukan oleh kualitas sekolah, padahal peran utama pembentukan karakter justru dimulai dari lingkungan keluarga.

“Banyak orang tua berusaha keras mencari sekolah yang terbaik untuk anaknya, tapi lupa menjadi pendidik yang baik di rumah. Bagaimana anak bisa tumbuh cerdas dan berkarakter jika contoh terbaik dari orang tuanya belum ada?” ujar Wahyudi.

Ia menegaskan, pendidikan formal hanyalah salah satu bagian dari proses tumbuh kembang anak. Nilai moral, empati, dan disiplin tidak bisa sepenuhnya diajarkan oleh sekolah, tetapi harus ditanamkan lewat keteladanan orang tua sehari-hari.

“Sekolah memang penting, tapi peran orang tua jauh lebih besar. Anak belajar pertama kali bukan dari guru di kelas, melainkan dari perilaku ayah dan ibunya di rumah,” tambahnya.

Wahyudi juga menyoroti fenomena meningkatnya ketergantungan orang tua pada lembaga pendidikan untuk membentuk kepribadian anak. Ia mengingatkan bahwa tanpa keseimbangan antara pendidikan rumah dan sekolah, hasilnya tidak akan maksimal.

“Sekarang banyak anak pintar secara akademik, tapi rapuh dalam karakter. Itu terjadi karena pendidikan rumah tangga mulai terabaikan,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wahyudi mengajak para orang tua untuk lebih terlibat dalam kehidupan anak, tidak hanya dalam urusan akademik, tetapi juga dalam membangun komunikasi, kasih sayang, dan kedisiplinan.

“Jadilah guru pertama dan utama bagi anak. Sekolah terbaik tetaplah rumah yang penuh cinta dan teladan,” pungkasnya.***

 

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.