Ekonomi

Teknologi Canggih dan AI, Senjata Prabowo Lawan Kemiskinan

21
×

Teknologi Canggih dan AI, Senjata Prabowo Lawan Kemiskinan

Sebarkan artikel ini
Teknologi Canggih dan AI, Senjata Prabowo Lawan Kemiskinan
Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) sesi kedua di HICO, Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu (1/11/2025). (Foto: BPMI Setpres)

Gyeongju, Rakyat45.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi canggih menjadi faktor penentu bagi Indonesia untuk mempercepat pengentasan kemiskinan serta memperkuat ketahanan pangan nasional.

Pesan ini disampaikan Presiden Prabowo saat berbicara dalam APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) sesi kedua di Hwabaek International Convention Centre (HICO), Gyeongju, Korea Selatan, pada Sabtu, 1 November 2025.

“Kita tengah memasuki babak baru peradaban yang ditandai oleh lonjakan teknologi, terutama kecerdasan buatan. Namun, di sisi lain, kita juga dihadapkan pada tantangan perubahan demografi yang tidak bisa diabaikan,” tutur Prabowo dalam forum AELM .

Prabowo menegaskan,pengentasan kemiskinan dan kelaparan merupakan prioritas utama pemerintahannya. Menurutnya, pemanfaatan teknologi tinggi menjadi langkah nyata untuk mempercepat pencapaian tujuan dalam penangan kemiskinan yang semakin tinggi.

“Tantangan terbesar kita saat ini adalah menghapus kemiskinan dan kelaparan. Indonesia berkomitmen penuh menuntaskan hal ini secepat mungkin dengan strategi berbasis teknologi dan inovasi,” tegasnya.

Presiden menilai, AI berpotensi besar membantu pemerintah dalam mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, mengoptimalkan distribusi bantuan sosial, serta meningkatkan efisiensi sektor pangan dan pertanian.

Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia kini mulai menuai hasil konkret dari penerapan kecerdasan buatan di sektor pertanian. Teknologi pertanian presisi yang dikembangkan dengan bantuan AI, menurutnya, telah mendorong peningkatan produktivitas pangan nasional secara signifikan.

“Kami menerapkan sistem pertanian berbasis AI untuk mengatur pola tanam, irigasi, hingga distribusi pupuk. Hasilnya, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan jagung lebih cepat dari target empat tahun yang kami tetapkan,” jelasnya.

Keberhasilan tersebut disebut sebagai capaian tertinggi sektor pangan Indonesia sejak kemerdekaan, menandai era baru pertanian modern berbasis teknologi.

Dalam forum APEC itu, Prabowo juga menyoroti kerja sama lintas negara untuk memberantas kejahatan siber dan ekonomi ilegal seperti penyelundupan, korupsi, narkotika, dan perjudian daring.

“Indonesia kehilangan sekitar 8 miliar dolar AS setiap tahun akibat praktik perjudian online dan aliran dana ilegal. Ini ancaman serius bagi stabilitas ekonomi,” ujarnya.

Prabowo menekankan pentingnya solidaritas antarnegara APEC dalam memerangi kejahatan lintas batas serta memperkuat sistem ekonomi digital yang sehat dan beretika.

Selain penguasaan teknologi, Presiden juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) agar siap menghadapi tantangan era digital. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap berpartisipasi aktif dalam program APEC yang berfokus pada pendidikan, keterampilan teknologi, dan pengembangan UMKM.

“Kami ingin masyarakat Indonesia menguasai teknologi, bukan sekadar menjadi pengguna. Dengan kerja sama dan pelatihan digital, kita bisa memperkuat ekonomi rakyat dan sistem kesehatan nasional,” kata Prabowo.

Menutup pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa penguasaan teknologi masa depan tidak bisa dilakukan sendirian. Kolaborasi antarnegara di kawasan Asia Pasifik menjadi jalan terbaik untuk memastikan kemajuan yang inklusif.

“Kita harus memegang kendali atas arah teknologi kita sendiri. Melalui kerja sama di APEC, saya yakin kita bisa menciptakan masa depan yang adil, makmur, dan berdaulat,” tutup Presiden Prabowo.***

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.