Pekanbaru, Rakyat45.com – Kota Pekanbaru kembali menegaskan jati dirinya sebagai kota religius yang kaya budaya dan semangat kebersamaan. Hal ini tampak jelas dalam pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-57 tingkat Kota Pekanbaru, yang berlangsung megah di kawasan Purna MTQ, Minggu malam (2/11/2025).
Acara yang menjadi simbol syiar Islam dan kebanggaan masyarakat Pekanbaru itu dibuka langsung oleh Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, dengan kehadiran Gubernur Riau, Abdul Wahid, serta ribuan masyarakat yang memadati area lapangan utama.
MTQ ke-57 bukan hanya ajang lomba membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi ruang sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku UMKM lokal. Beragam produk unggulan ditampilkan dalam pameran UMKM, yang menjadi bagian dari acara untuk menggerakkan roda ekonomi daerah.

“MTQ ini wujud kolaborasi kita semua. Bukan hanya syiar keagamaan, tapi juga wadah untuk menggerakkan ekonomi rakyat dan mempererat kebersamaan,” ujar Wali Kota Agung Nugroho saat membuka acara.
Meski hujan mengguyur deras, semangat masyarakat tak surut sedikit pun. Bahkan, momen paling menyentuh terjadi ketika Wali Kota Agung menolak dipayungi saat berpidato di tengah hujan.
“Saya ingin merasakan suasana ini bersama masyarakat. Hujan ini membawa berkah, bukan penghalang,” ucapnya.
Aksi spontan tersebut menuai tepuk tangan panjang dari hadirin, menjadi simbol kedekatan pemimpin dengan rakyat. Tak ketinggalan, Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Wali Kota Markarius Anwar pun ikut berdiri tanpa payung, menciptakan pemandangan penuh kehangatan dan solidaritas.

Dalam sambutannya, Gubernur Riau Abdul Wahid mengapresiasi semangat masyarakat Pekanbaru yang menjaga syiar Islam tetap hidup melalui pelaksanaan MTQ tahunan ini.
“Pekanbaru adalah wajah Riau. Jika Pekanbaru maju, maka Riau ikut berkembang. Kita ingin menjadikan kawasan Purna MTQ ini sebagai pusat Islamic Center yang akan menjadi kebanggaan bersama,” jelasnya.
Menurutnya, Islamic Center diharapkan menjadi destinasi wisata religi sekaligus ruang edukasi dan ekonomi masyarakat. “Kegiatan seperti MTQ ini bukan hanya memperkuat iman, tapi juga mendorong tumbuhnya sektor usaha dan kebudayaan daerah,” tambah Wahid.

Rangkaian MTQ ke-57 telah dimulai sejak pagi hari dengan Pawai Taaruf yang diikuti lebih dari 30 ribu peserta dari 15 kecamatan, lembaga pemerintah, dan sekolah. Jalan Jenderal Sudirman dipenuhi warga yang antusias menyaksikan parade yang menampilkan ragam budaya seperti gandang tasa, reog ponorogo, hingga kuda lumping — mencerminkan keberagaman masyarakat Pekanbaru.
“Semarak pawai taaruf ini membuktikan masyarakat kita cinta Al-Qur’an dan menjunjung tinggi persaudaraan,” kata Agung yang ikut menyapa para peserta pawai di sepanjang rute.
Tahun ini, sebanyak 399 peserta dari 15 kecamatan berkompetisi dalam 26 cabang lomba, mulai dari tilawah anak hingga dewasa, tahfiz 1–30 juz, kaligrafi, syarhil, dan fahmil Qur’an. Perlombaan tersebar di berbagai lokasi, termasuk masjid, sekolah, dan lembaga pendidikan di Kota Pekanbaru.
Tak hanya lomba, masyarakat juga dihibur oleh penampilan penyanyi Rian D’Masiv, yang menambah kemeriahan malam pembukaan. “Hujan ini tak mengurangi semangat kita untuk bersyukur dan bergembira bersama,” ucap Agung disambut tepuk tangan ribuan pengunjung.
Dengan kolaborasi apik antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, MTQ ke-57 Pekanbaru menjadi bukti nyata bahwa syiar Islam dapat berjalan seiring dengan penguatan ekonomi kreatif.
Pekanbaru tak hanya menampilkan kemeriahan acara, tetapi juga memperlihatkan solidaritas, kedekatan pemimpin dengan masyarakat, serta semangat membangun kota yang beriman dan berdaya saing.(ADV)
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.






