Daerah

Produksi Padi Riau 2025 Naik, Sinyal Positif Ketahanan Pangan Daerah

22
×

Produksi Padi Riau 2025 Naik, Sinyal Positif Ketahanan Pangan Daerah

Sebarkan artikel ini
Produksi Padi Riau 2025 Naik, Sinyal Positif Ketahanan Pangan Daerah
ilustrasi - padi. (RAKYAT45.COM/FREEPIK

Pekanbaru, Rakyat45.com – Sektor pertanian Riau menunjukkan tren positif di tahun 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau memperkirakan luas panen dan produksi padi tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), luas panen padi di Riau tahun 2025 diperkirakan mencapai 60,12 ribu hektare, atau naik 6,56 persen dibandingkan 2024 yang tercatat 56,42 ribu hektare.

Kepala BPS Riau, Asep Riyadi, mengatakan bahwa peningkatan tersebut menandakan perbaikan pada sektor pertanian, khususnya komoditas padi, di tengah tantangan perubahan iklim dan pola tanam yang dinamis.

“Kenaikan sekitar 3,7 ribu hektare dibanding tahun sebelumnya menjadi kabar baik bagi ketahanan pangan di Riau. Artinya, produktivitas petani masih cukup terjaga,” ujar Asep, Selasa (4/11/2025).

Dari sisi hasil produksi, Gabah Kering Panen (GKP) pada 2025 diperkirakan mencapai 250,84 ribu ton, naik 0,26 persen dibanding 2024 yang sebesar 250,19 ribu ton. Sementara Gabah Kering Giling (GKG) diproyeksikan sebesar 222,63 ribu ton, atau meningkat sekitar 0,57 ribu ton dibanding tahun lalu.

Jika dikonversi menjadi beras konsumsi, maka produksi beras tahun 2025 diperkirakan mencapai 127,77 ribu ton, naik 0,26 persen dibanding tahun sebelumnya (127,44 ribu ton).

BPS mencatat bahwa periode Januari–September 2025 menjadi masa paling produktif dengan luas panen mencapai 51,45 ribu hektare, meningkat 7,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

“Puncak panen terjadi pada Maret 2025 dengan luas panen sekitar 10,98 ribu hektare, lebih tinggi dibanding tahun lalu. Stabilitas hasil panen sepanjang tahun juga menjadi penopang utama kenaikan produksi,” jelas Asep.

Berdasarkan sebaran wilayah, Rokan Hilir, Indragiri Hilir, dan Siak tercatat sebagai tiga daerah dengan produksi padi tertinggi di Riau sepanjang 2025. Sebaliknya, Indragiri Hulu, Dumai, dan Pekanbaru menjadi wilayah dengan produksi terendah.

Asep mengungkapkan, daerah seperti Rokan Hilir, Siak, dan Kepulauan Meranti mengalami peningkatan signifikan berkat dukungan irigasi dan pengelolaan lahan yang lebih baik. Namun, beberapa daerah sentra lama seperti Indragiri Hilir, Pelalawan, dan Kuantan Singingi justru mengalami penurunan produksi.

“Ada pergeseran pola produksi antarwilayah. Wilayah dengan infrastruktur pertanian memadai mampu mempertahankan hasil, sementara daerah lain masih menghadapi kendala cuaca dan keterbatasan sarana produksi,” paparnya.

BPS juga melaporkan, puncak produksi beras terjadi pada Maret 2025 sebesar 25,24 ribu ton, sementara produksi terendah tercatat pada Desember hanya 5,15 ribu ton. Pola ini konsisten dengan tren tahun-tahun sebelumnya, di mana panen raya berlangsung pada awal tahun.

Asep menilai meski kenaikan produksi tahun ini tergolong kecil, capaian tersebut tetap menjadi indikator positif bagi ketahanan pangan di Riau.

“Kenaikan luas panen dan produksi menunjukkan sektor pertanian kita masih tangguh. Ke depan, perlu dukungan lebih besar dari pemerintah daerah dalam perbaikan irigasi dan penggunaan benih unggul agar produktivitas terus meningkat,” tutupnya.***

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.