Daerah

Peristirahatan Terakhir Sang Raja Pakubuwono XIII, Tradisi Jawa Mengalun di Imogiri

41
×

Peristirahatan Terakhir Sang Raja Pakubuwono XIII, Tradisi Jawa Mengalun di Imogiri

Sebarkan artikel ini
Teks foto: Jenazah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII tiba di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul, diiringi hujan gerimis dan lantunan tahlil abdi dalem. Ribuan warga memadati jalur prosesi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang raja. Rabu (5/11/2025),/R45/Ags.w

Bantul, Rakyat45.com – Suasana haru dan khidmat menyelimuti prosesi pemakaman Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII), di Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (5/11/2025).

Sejak pagi, ribuan warga telah memadati sepanjang Jalan Imogiri Timur, terutama kawasan Jejeran, menantikan iring-iringan jenazah sang raja. Aroma kemenyan dan lantunan tahlil dari abdi dalem memenuhi udara, berpadu dengan gerimis yang turun lembut seolah turut mengiringi perjalanan terakhir PB XIII.

Sekitar pukul 12.33 WIB, ambulans pembawa jenazah tiba di kompleks Pajimatan. Peti jenazah kemudian dipindahkan ke tandu putih berhias payung dan foto mendiang raja. Prosesi dilanjutkan dengan upacara serah terima dari pihak Keraton Surakarta kepada Bupati Pajimatan Imogiri, sebelum bregada pembawa pusaka membuka jalan menuju anak tangga menuju puncak makam.

Sesaat sebelum arak-arakan dimulai, hujan berhenti. Langit mendung berganti syahdu, seolah memberi ruang penghormatan bagi sang raja. Lantunan tahlil mengiringi setiap langkah hingga ke Masjid Pajimatan, tempat jenazah disalatkan sebelum dimakamkan di pusara para pendahulunya.

Bagi masyarakat yang hadir, momen ini bukan sekadar peristiwa duka, melainkan bagian dari penghormatan budaya dan sejarah panjang peradaban Jawa.

Beni Purwanto, warga Tangerang, mengaku rela menempuh perjalanan jauh demi menyaksikan langsung prosesi tersebut.

“Saya ingin tahu bagaimana prosesi pemakaman seorang raja dilaksanakan. Dari Solo saya sudah melayat, dan hari ini datang ke Imogiri naik bus. Ini bagian dari nguri-uri budaya, karena beliau adalah leluhur kita,” ujarnya.

Sementara itu, Wawan Sucipto dari Kulon Progo datang bersama keluarga untuk memberikan penghormatan terakhir.

“Saya ingin mengenalkan kepada cucu saya tentang tradisi dan tata cara pemakaman seorang raja Jawa. Ini bagian dari sejarah yang patut dikenang,” tutur Wawan saat diwawancarai Rakyat45.com, Rabu (5/11/2025).

Prosesi pemakaman PB XIII menandai berakhirnya satu babak penting dalam sejarah Kasunanan Surakarta. Di tengah modernitas yang terus bergerak, upacara ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai luhur, penghormatan, dan tradisi masih hidup dalam hati masyarakat Jawa.

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.