Daerah

Keadilan yang Berlayar di Negeri Junjungan, Kisah Tiga Tahun Hakim Bayu Soho Raharjo

119
×

Keadilan yang Berlayar di Negeri Junjungan, Kisah Tiga Tahun Hakim Bayu Soho Raharjo

Sebarkan artikel ini
Teks foto: Ketua PN Bengkalis Bayu Soho Raharjo menyerahkan piagam penghargaan kepada Ketua PWI Bengkalis Adi Putra, disaksikan bendahara PWI dalam acara silaturahmi di Kafe Berlian Hotel, Bengkalis, Jumat (7/11/2025)./R45/Indra

Bengkalis, Rakyat45.com – Debur ombak, dan desau angin laut di Bengkalis, seorang hakim meninggalkan pulau ini, dengan hati penuh kenangan. Bayu Soho Raharjo, sosok yang bagi banyak orang bukan sekadar Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kelas I B Bengkalis, melainkan wajah dari keadilan yang sederhana dan dekat dengan rakyat.

Selama lebih dari tiga tahun mengabdi sejak 22 April 2022 hingga 10 November 2025, Bayu menapaki jalan sunyi penegakan hukum di daerah kepulauan ini. Kini, ia bersiap menuju penugasan baru di Pengadilan Negeri Kelas I A Khusus Surakarta, Jawa Tengah, membawa pulang kisah pengabdian yang berharga.

“Bengkalis bukan tempat yang mudah dijangkau. Tapi justru di sini saya belajar arti sebenarnya dari pengabdian,” tutur Bayu dalam acara perpisahan bersama insan pers di Kafe Berlian, Kota Bengkalis, Jum’at (7/11/2025).

Bagi Bayu, perjalanan menuju Bengkalis dulu adalah kejutan. Ia harus menyeberangi lautan, meninggalkan rutinitas kota besar, dan beradaptasi dengan kehidupan yang lebih pelan namun hangat. Namun, di sanalah ia menemukan makna baru: bahwa keadilan tidak hanya ditegakkan lewat putusan, tetapi juga melalui empati.

“Yang paling saya ingat adalah suasana religiusnya. Setiap azan subuh dan magrib, saya merasa seperti diingatkan bahwa keadilan sejati harus berpihak pada nurani,” ujarnya pelan.

Sebagai pemimpin lembaga peradilan, Bayu dikenal terbuka dan komunikatif. Ia membuka pintu dialog bagi masyarakat dan wartawan, membangun pengadilan yang tidak elitis, serta mendorong transparansi dalam setiap proses hukum.

“Rekan-rekan media punya peran besar menjaga kepercayaan publik. Kami tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan mereka,” katanya.

Ucapan itu dibenarkan Ketua PWI Bengkalis, Adi Putra, yang menilai keterbukaan Bayu sebagai contoh ideal hubungan antara lembaga hukum dan pers daerah.
“Selama Pak Bayu memimpin, PN Bengkalis sangat terbuka. Wartawan mudah berkoordinasi dan mengakses data. Itu membuat keadilan terasa lebih dekat,” ujar Adi.

Acara perpisahan sore itu berlangsung sederhana namun hangat. Di penghujung kegiatan, Bayu dan Adi saling bertukar piagam penghargaan—sebuah simbol kolaborasi yang dibangun atas dasar kepercayaan dan integritas, bukan kepentingan.

Bayu Soho Raharjo, pria kelahiran 1978, adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia dikenal sebagai sosok yang ramah, bersahaja, dan dekat dengan insan pers. Bersama sang istri, Vidya Dwi Aryanti, serta putri mereka, Raisha Lintang Phalosa, Bayu meninggalkan Bengkalis dengan satu pesan sederhana, bahwa keadilan sejati tak hanya soal hukum, tapi juga tentang kemanusiaan.**

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.