Duri, Rakyat45.com – Kemacetan berkepanjangan yang terjadi di sepanjang Jalan Sudirman dan Hang Tuah, Kota Duri, dalam dua hari terakhir memunculkan dugaan baru: adanya penyelewengan pembelian Bio Solar bersubsidi yang dilakukan secara terang-terangan untuk kebutuhan industri.
Sejumlah perusahaan yang beroperasi di kawasan Duri diduga masih menggunakan BBM bersubsidi, yang sejatinya diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Dugaan ini menguat setelah pantauan lapangan menunjukkan maraknya pergerakan kendaraan roda empat dan enam berbahan bakar solar yang kerap mengantre di SPBU.
Fenomena ini membuka peluang bagi praktik perniagaan ilegal oleh mafia BBM dan penimbun solar, yang menjadikan distribusi BBM bersubsidi sebagai ladang keuntungan.
Di berbagai SPBU di Mandau, Bathin Solapan, dan Pinggir, kemunculan pelansir musiman semakin mencolok. Mereka membeli Bio Solar dalam jumlah berulang, yang diduga telah diatur melalui kesepakatan tertentu, kemudian menimbunnya di sejumlah gudang untuk dijual kembali kepada perusahaan dengan harga industri.
“Kami menduga BBM subsidi yang dibeli dari SPBU dijual lagi kepada perusahaan-perusahaan besar di Duri. Praktik mark up harga ini bukan lagi rahasia umum,” ujar AF (53), warga Kecamatan Mandau, Kamis (20/11).
Antrean Mengular, Masyarakat Geram
Situasi di lapangan menunjukkan antrean panjang kendaraan pelansir mulai dari Isuzu Panther, Mitsubishi Kuda, Colt Diesel, hingga L300 yang telah memodifikasi tangki mereka. Kendaraan-kendaraan tersebut terus bergantian keluar masuk SPBU, memicu kemacetan dan kegelisahan publik.
Di salah satu SPBU di Kecamatan Mandau, antrean panjang bahkan menutup sebagian badan jalan.
“Heran, setiap solar datang pasti jalanan macet. BBM lain tidak begitu. Yang bikin kesal, ini seperti dibiarkan saja,” keluh AF.
Tak lama setelah kemacetan terjadi, personel Unit Satlantas Polres Bengkalis turun ke lokasi untuk mengurai arus lalu lintas sekaligus memantau pembelian Bio Solar.
Dugaan Penyelewengan Di bawah Sorotan APH
Dugaan praktik penyelewengan BBM subsidi di Duri menjadi sorotan Aparat Penegak Hukum (APH), terutama Polda Riau dan Polres Bengkalis. BBM subsidi yang dibiayai APBN untuk kepentingan masyarakat justru diduga dinikmati pelaku industri, mafia pelansir, serta oknum yang memanipulasi barcode pembelian.
Pihak pengelola SPBU di Jalan Hang Tuah, Arel, tidak memberikan tanggapan ketika dihubungi melalui telepon maupun pesan WhatsApp.
Kasatlantas Polres Bengkalis, AKP Vino Lestari, mengungkapkan bahwa anggotanya telah bersiaga untuk mengatur arus kendaraan di lokasi.
“Petugas tetap standby. Jika ada kemacetan di dua SPBU di Kota Duri, anggota langsung melakukan pengaturan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa antrean panjang dalam dua hari terakhir lebih disebabkan keterbatasan pasokan Solar di SPBU. Kondisi ini membuat kendaraan mengantre menunggu kedatangan suplai BBM.
“Setiap ada antrean, anggota kami langsung melakukan pengamanan dan pengaturan lalu lintas di sekitar SPBU,” tambah AKP Vino.**












