Rakyat45.com, Pekanbaru – Ribuan warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Korban Tata Kelola Hutan-Pertanahan Riau (Formas Bantala Hutanu) bersama Koalisi Masyarakat untuk Marwah Riau (Kommari) memadati halaman Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Kamis (20/11/2025). Aksi besar-besaran ini digelar sebagai bentuk protes terhadap penertiban kawasan hutan yang dinilai mengancam kebun sawit masyarakat.
Dalam aksi tersebut, massa menolak keras tindakan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH) yang memasang plang bertuliskan “penguasaan kembali oleh negara” pada lahan-lahan yang selama ini menjadi sumber penghidupan warga.
Menurut para pendemo, pemasangan plang berdasarkan peta Kementerian Kehutanan tanpa pemeriksaan lapangan dan tanpa dialog dengan masyarakat merupakan tindakan sepihak yang dinilai menyimpang dari aturan.
“Satgas tidak bisa hanya berpatokan pada peta. Itu cacat hukum dan merugikan masyarakat, termasuk komunitas adat yang sudah mengelola lahan ini puluhan tahun,” teriak seorang orator dari atas mobil komando.
Massa juga menolak wacana penyerahan kebun sawit masyarakat kepada PT Agrinas Palma Nusantara, perusahaan yang diberi mandat pemerintah untuk mengelola kebun yang disita negara. Mereka menuding ada kepentingan bisnis terselubung melalui skema Kerja Sama Operasional (KSO) dengan perusahaan baru.
“Kami melihat ada kepentingan ekonomi baru yang masuk. Jangan jadikan kebun rakyat sebagai tumbal oligarki,” kata orator lainnya dengan lantang.
Warga yang ikut dalam aksi turut mengungkapkan kecemasan mereka. Menurut mereka, penertiban yang menyasar lahan masyarakat justru berpotensi mematikan ekonomi ribuan keluarga yang menggantungkan hidup dari hasil panen sawit.
“Kalau perusahaan besar yang melanggar aturan ditertibkan, kami dukung. Tapi kalau kebun rakyat yang sudah dikelola turun-temurun ikut dipalang, itu membuat rakyat makin miskin. Bisa-bisa anak kami putus sekolah,” ujar seorang warga yang ikut berdemo.
Para peserta aksi menegaskan bahwa sebagian besar lahan yang dipasangi plang bukanlah lahan sengketa. Lahan tersebut telah diusahakan bertahun-tahun dan menjadi sumber penghasilan utama bagi masyarakat desa sekitar.
Hingga berita ini diterbitkan, aksi masih berlangsung dan situasi di kawasan Kejati Riau semakin padat. Ribuan warga bahkan menutup satu jalur Jalan Jenderal Sudirman, menyebabkan kemacetan panjang di jantung Kota Pekanbaru. Aparat kepolisian terlihat melakukan pengamanan ketat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.***












