Politik

Di Balik Jalan Santai HUT PGRI, Bupati Afni Sampaikan Sinyal Soal Pendidikan, UMKM, dan Tata Kelola Daerah

23
×

Di Balik Jalan Santai HUT PGRI, Bupati Afni Sampaikan Sinyal Soal Pendidikan, UMKM, dan Tata Kelola Daerah

Sebarkan artikel ini
Di Balik Jalan Santai HUT PGRI, Bupati Afni Sampaikan Sinyal Soal Pendidikan, UMKM, dan Tata Kelola Daerah
Jalan santai peringatan HUT ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional di Embung Terpadu Kampung Dayun, Sabtu (22/11/2025), dihadiri dan foto bersama dengan Bupati Siak Afni Z./R45/Md

Rakyat45.com, Dayun – Jalan santai peringatan HUT ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional di Embung Terpadu Kampung Dayun, Sabtu (22/11/2025), bukan sekadar kegiatan olahraga bersama. Kehadiran Bupati Siak Afni Z, jajaran PGRI, serta sejumlah anggota DPRD dinilai sarat pesan politik yang mengarah pada konsolidasi dukungan menjelang pembahasan program dan anggaran daerah tahun 2026.

Ratusan peserta hadir, mulai dari guru, pelajar hingga pelaku UMKM. Namun pernyataan-pernyataan Bupati Afni di hadapan publik menjadi sorotan karena menyinggung isu strategis yang sedang hangat di tingkat daerah.

Dalam sambutannya, Afni memberikan pujian besar kepada para guru.

“Ada dua yang tidak bisa saya lawan: orang tua dan guru. Tanpa guru, tidak ada kita hari ini,” ujarnya.

Pernyataan ini dinilai sebagai isyarat bahwa Pemkab Siak akan menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas, sekaligus memperkuat hubungan politik dengan komunitas guru yang jumlahnya besar dan memiliki pengaruh sosial signifikan.

Sejumlah pengamat lokal menilai, momentum Hari Guru Nasional kerap dimanfaatkan kepala daerah untuk memperkuat basis dukungan birokrasi, terutama jelang penetapan kebijakan pendidikan dan rotasi jabatan struktural.

Afni juga menyinggung soal ketahanan pangan di sekolah-sekolah. Ia memuji sekolah yang sudah menjalankan program tersebut. “Ini investasi masa depan,” katanya.

Pernyataan ini dibaca sebagai sinyal bahwa Bupati ingin memperluas jejaring dukungan ke sektor pendidikan dan ekonomi pedesaan, terutama karena program ketahanan pangan dan UMKM menjadi isu prioritas dalam pembahasan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Lebih jauh, Afni meminta pejabat membeli produk UMKM desa pada setiap kegiatan pemerintahan.

“Saya ingin perputaran ekonomi terjadi di kampung,” ujarnya.

Instruksi ini berpotensi menjadi kebijakan formal jika dituangkan dalam regulasi belanja desa atau OPD tahun mendatang, sesuatu yang tentu membawa dinamika politik dalam penyusunannya.

Ajakan Afni agar masyarakat menumbuhkan budaya malu membuang sampah dinilai sebagai pesan moral yang lebih luas.

“Dari budaya malu buang sampah, nanti tumbuh budaya malu korupsi,” tegasnya.

Pernyataan ini dianggap sebagai sindiran halus terhadap dinamika politik dan pemerintahan di daerah, apalagi di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap integritas pejabat.

Ketua PGRI Siak, Mahadar, juga memberikan sinyal dorongan politik kepada pemerintah daerah.

“Kami berharap kapasitas guru diperkuat melalui pelatihan dan kebijakan yang berpihak pada mutu pendidikan,” ujarnya.

PGRI selama ini dikenal sebagai organisasi profesi dengan kekuatan politik tersendiri, yang kerap mempengaruhi arah kebijakan pendidikan daerah.

Meski dikemas dalam suasana meriah, kehadiran unsur pemerintah, DPRD, dan organisasi guru membuat kegiatan jalan santai ini dinilai menjadi ajang konsolidasi politik menjelang finalisasi anggaran daerah dan pembahasan prioritas pembangunan tahun berikutnya.

Acara ditutup dengan pembagian doorprize dan doa bersama. Namun pesan-pesan politik yang disampaikan sepanjang kegiatan diperkirakan akan berdampak pada dinamika kebijakan di Kabupaten Siak dalam waktu dekat.***