Ekonomi

Kuala Muntai Kian Dangkal: Jeritan Nelayan di Ambang Krisis Kehidupan

102
×

Kuala Muntai Kian Dangkal: Jeritan Nelayan di Ambang Krisis Kehidupan

Sebarkan artikel ini
Teks foto: Perahu nelayan tampak dari samping dan batang-batang kelapa yang dipancang seadanya di tepi kuala menjadi simbol betapa mendesaknya situasi yang dihadapi para nelayan di pesisir Muntai. Rabu (3/12/2025)/R45/Indra.

Muntai, Rakyat45.com – Suara keluhan para nelayan kembali menggema di pesisir Muntai, ketika pendangkalan di Kuala Muntai kian parah dan menghambat pergerakan perahu yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat pesisir tersebut.

Pendangkalan yang semakin meluas di jalur keluar-masuk perahu nelayan ini telah memberi dampak signifikan terhadap aktivitas melaut. Endapan lumpur yang terus menumpuk membuat banyak perahu tak lagi leluasa melintas, bahkan kerap menunggu pasang hanya untuk keluar mencari nafkah.

Bagi para nelayan yang setiap hari menggantungkan hidup di perairan Selat Melaka wilayah laut yang berbatasan langsung dengan Malaysia, hambatan ini membawa konsekuensi nyata terhadap penghasilan sekaligus keberlangsungan hidup keluarga mereka.

Ijal, salah satu nelayan setempat, mengadu kepada Kepala Desa Muntai, Muhammad Nurin. Ia menggambarkan bagaimana perahunya berkali-kali tersangkut lumpur, terutama ketika air sedang rendah, sehingga menyulitkan perjalanan keluar maupun kembali ke kuala.

“Kami sudah beberapa kali kesulitan keluar-masuk kuala, apalagi kalau air sedang rendah. Perahu sering kandas. Ini sangat menghambat aktivitas kami,” ujar Ijal.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Muntai, Muhammad Nurin, menjelaskan bahwa pemerintah desa telah melakukan langkah penanganan awal, termasuk pemancangan batang kelapa sebagai penahan arus dan sedimentasi. Namun ia mengakui bahwa upaya darurat tersebut belum mampu menyelesaikan persoalan yang telah berlangsung lama.

“Kami sangat prihatin. Pendangkalan di Kuala Muntai sudah lama menjadi persoalan yang berdampak langsung pada perekonomian warga. Kami berharap pemerintah di tingkat lebih tinggi dapat memberikan perhatian serius untuk penanganan yang lebih maksimal,” kata Nurin kepada Rakyat45.com, Rabu (3/11/2025).

Masyarakat pesisir kini menaruh harapan besar pada upaya normalisasi atau pengerukan kuala. Bagi para nelayan, jalur yang kembali terbuka bukan hanya memudahkan akses melaut, tetapi juga menjaga keberlanjutan mata pencaharian yang sepenuhnya bertumpu pada laut.**