Daerah

Siak Tingkatkan Siaga Banjir dan Longsor Jelang Nataru 2025

13
×

Siak Tingkatkan Siaga Banjir dan Longsor Jelang Nataru 2025

Sebarkan artikel ini
Siak Tingkatkan Siaga Banjir dan Longsor Jelang Nataru 2025
Pemerintah Kabupaten Siak memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Rapat koordinasi yang digelar di Balairung Datuk Empat Suku, Jumat (5/12/2025), menghadirkan seluruh unsur Forkopimda, perangkat daerah, camat hingga perwakilan perusahaan./R45/Suhardi

Rakyat45.com, Siak – Menjelang musim hujan dan perayaan Natal serta Tahun Baru (Nataru) 2025, Pemerintah Kabupaten Siak memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Rapat koordinasi yang digelar di Balairung Datuk Empat Suku, Jumat (5/12/2025), menghadirkan seluruh unsur Forkopimda, perangkat daerah, camat hingga perwakilan perusahaan.

Bupati Siak, Afni Zulkifli, menegaskan bahwa agenda tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan nasional dan surat edaran Gubernur Riau agar seluruh daerah meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir dan longsor.

“Kita berkumpul hari ini untuk menindaklanjuti amanat nasional. Semua kepala daerah diminta waspada terhadap bencana hidrometeorologi. Kita wajib melaksanakan itu,” ujar Bupati Afni saat membuka rapat.

Mengacu pada pemetaan BMKG, nyaris seluruh kecamatan di Kabupaten Siak berpotensi dilanda banjir dan longsor. Khusus wilayah Minas dan Kandis, curah hujan tinggi kerap memicu pergerakan tanah.

“Kita memang tidak berada dalam jalur siklon tropis seperti Sumbar atau Aceh, tetapi Siak punya tantangan lain. Daerah tangkapan air kita sudah semakin hilang,” jelas Afni.

Ia mengungkapkan, jika beberapa tahun lalu Siak lebih sibuk menangani kebakaran lahan, kini ancaman justru datang dari tingginya volume air saat hujan dan pasang.

“Lahan yang dulu hutan kini berubah jadi hamparan sawit. Ketika daerah resapan hilang, air tidak punya tempat lari. Akibatnya banjir mudah terjadi,” tegasnya.

Untuk mengurangi risiko banjir, Afni meminta seluruh pihak—mulai dari pemerintah, masyarakat hingga perusahaan—untuk memperkuat mitigasi, salah satunya melalui normalisasi sungai dan kanal.

“Kami minta perusahaan yang kebunnya berbatasan dengan sungai atau kanal ikut membersihkan jalur air. Jangan tunggu banjir datang dulu baru bergerak,” tegasnya.

Ia juga menginstruksikan camat agar menjalin komunikasi intens dengan perusahaan setempat serta rutin memantau kampung yang masuk kategori rawan banjir.

“Kita sudah menetapkan status siaga darurat. Anggaran kita hanya Rp 500 juta, tapi kewaspadaan tidak boleh berkurang. Lebih baik mencegah sebelum bencana menimpa,” kata Afni.

Bupati yang berlatar belakang jurnalis itu juga mengingatkan bahwa penegakan hukum akan diperkuat.

“Kalau ada pelanggaran lingkungan, baik oleh perusahaan maupun masyarakat, kami akan tindak. Tidak ada toleransi,” tegasnya.

Selain mitigasi bencana, rapat juga membahas kesiapan pengamanan Nataru 2026. Mulai dari kesiapan personel, pengaturan arus lalu lintas, stabilitas harga pasar, hingga keamanan lingkungan masyarakat ikut menjadi fokus evaluasi.

“Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah daerah, perusahaan, aparat dan masyarakat harus bergerak bersama agar Siak tetap aman dan nyaman,” tutup Bupati Afni.***