Daerah

Antisipasi Banjir, Pemko Pekanbaru Intensifkan Normalisasi Drainase dan Anak Sungai

12
×

Antisipasi Banjir, Pemko Pekanbaru Intensifkan Normalisasi Drainase dan Anak Sungai

Sebarkan artikel ini
Antisipasi Banjir, Pemko Pekanbaru Intensifkan Normalisasi Drainase dan Anak Sungai
Ilustrasi.

Rakyat45.com, Pekanbaru – Pemerintah Kota Pekanbaru terus memperkuat langkah pencegahan banjir seiring meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi akibat curah hujan yang masih tinggi. Salah satu upaya utama yang kini digenjot adalah normalisasi drainase kota dan anak sungai di sejumlah wilayah rawan genangan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru, Edward Riansyah, menegaskan bahwa kegiatan tersebut dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan.

“Normalisasi saluran air terus kami lakukan, baik pada drainase perkotaan maupun anak sungai. Langkah ini penting untuk memperlancar aliran air dan mengurangi potensi luapan,” ujar Edward saat mengikuti rapat koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Senin (15/12/2025).

Menurut Edward, berdasarkan prakiraan cuaca, Kota Pekanbaru masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi dalam beberapa bulan ke depan. Kondisi tersebut dinilai berisiko memicu genangan hingga banjir, terutama di kawasan padat penduduk.

Sebagai bentuk keseriusan, Pemko Pekanbaru telah menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 31 Januari 2026. Penetapan status ini menjadi dasar bagi seluruh organisasi perangkat daerah untuk mempercepat langkah mitigasi di lapangan.

Adapun sejumlah titik menjadi prioritas penanganan, di antaranya Sungai Air Hitam di Kecamatan Payung Sekaki, drainase utama di Jalan Riau dan Jalan Soekarno Hatta, serta beberapa kawasan rawan banjir di Kecamatan Limapuluh.

Melalui program normalisasi ini, Pemko Pekanbaru berharap kapasitas tampung saluran air dapat meningkat, sedimentasi berkurang, dan aliran air menjadi lebih lancar. Dengan demikian, risiko banjir dapat ditekan dan masyarakat terlindungi selama masa siaga bencana berlangsung.***