Ekonomi

Tren Kopi Terus Bergeser, Pelaku Usaha Pekanbaru Diminta Fokus Inovasi dan Segmentasi Pasar

24
×

Tren Kopi Terus Bergeser, Pelaku Usaha Pekanbaru Diminta Fokus Inovasi dan Segmentasi Pasar

Sebarkan artikel ini
Tren Kopi Terus Bergeser, Pelaku Usaha Pekanbaru Diminta Fokus Inovasi dan Segmentasi Pasar
Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Beni Febrianto./R45/Md

Rakyat45.com, Pekanbaru – Industri kopi di Indonesia diprediksi tetap menunjukkan pertumbuhan positif sepanjang tahun ini, seiring meningkatnya budaya ngopi sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat urban. Perubahan tren yang cepat menuntut pelaku usaha untuk terus beradaptasi agar mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.

Tren kopi tidak lagi sekadar soal cita rasa, tetapi juga mencerminkan nilai dan preferensi konsumen. Isu kesehatan, teknik penyeduhan yang semakin kreatif, pengalaman menikmati kopi, hingga kepedulian terhadap lingkungan kini menjadi faktor penting yang memengaruhi pilihan pelanggan.

Di Kota Pekanbaru, sektor kopi bahkan telah menjadi salah satu penggerak ekonomi kreatif dan ekonomi kerakyatan. Dalam satu dekade terakhir, pertumbuhan kedai kopi tidak hanya membentuk identitas gaya hidup perkotaan, tetapi juga membuka peluang usaha bagi banyak pihak, mulai dari petani kopi, pelaku UMKM, barista, hingga pekerja kreatif lainnya.

Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Beni Febrianto, mengingatkan para pelaku usaha, khususnya bisnis kopi, agar tetap konsisten dan tidak mudah tergoda tren sesaat. Menurutnya, memahami arah pasar menjadi kunci utama agar usaha dapat berumur panjang.

“Pelaku usaha harus peka terhadap perkembangan tren, tetapi jangan sampai hanya ikut-ikutan. Usaha harus punya konsep yang jelas dan sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini,” ujar Beni, Senin (15/12/2025).

Ia menilai fenomena Fear of Missing Out (FOMO) menjadi salah satu penyebab banyaknya kedai kopi yang tidak mampu bertahan lama. Tidak sedikit usaha yang hanya bertahan beberapa bulan karena konsep dan perencanaan bisnis yang belum matang.

“Di Pekanbaru, kita sering melihat usaha kopi yang ramai di awal, tetapi redup setelah tiga bulan. Biasanya karena tidak punya segmentasi pelanggan yang jelas,” jelasnya.

Beni mencontohkan pentingnya menentukan karakter dan target pasar, termasuk dalam penyajian hiburan seperti live music. Segmentasi yang tepat, kata dia, akan membuat pelanggan datang secara alami sesuai minatnya.

“Kalau mau dengar lagu top forty, orang tahu ke mana harus pergi. Begitu juga dengan jazz atau genre lainnya. Ini soal konsistensi konsep dan mengenali pasar yang ingin kita gaet,” tambahnya.

Ia menegaskan, bisnis kedai kopi yang ingin bertahan dalam jangka panjang perlu memiliki unique selling point, melakukan riset pasar secara serius, serta menyusun perencanaan keuangan yang terukur. Inovasi dan kekhasan produk lokal juga menjadi faktor penting agar usaha tetap relevan dan diminati konsumen.

“Dengan kolaborasi dan inovasi yang berkelanjutan, kami berharap sektor ekonomi kreatif, termasuk bisnis kopi, dapat terus tumbuh dan memberi dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di Riau,” pungkasnya.***