Siak, Rakyat45.com – Curah hujan yang tinggi dalam beberapa pekan terakhir membuat warga Kampung Mengkapan, Kecamatan Pusako, Kabupaten Siak, diliputi kecemasan. Luapan air terjadi di sejumlah titik, merendam jalan dan pemukiman warga, Selasa (17/12/2025).
Pantauan Rakyat45.com di lapangan menunjukkan genangan air mulai menutupi ruas Jalan Simpang Doral. Ketinggian air diperkirakan mencapai sekitar 50 sentimeter atau setara lutut orang dewasa. Kondisi ini dinilai membahayakan, terutama bagi pengendara sepeda motor, karena air hampir menyentuh bagian mesin kendaraan.
Luapan air berasal dari kanal Simpang Doral yang bermuara ke Sungai Mengkapan. Tingginya debit air disertai arus deras menyebabkan genangan meluas hingga ke kawasan pemukiman warga. Bahkan, Jalan Meranti yang menjadi akses utama menuju area perkebunan masyarakat turut terendam, sehingga aktivitas warga terganggu.
Tokoh masyarakat Kampung Mengkapan, Junaidi, yang juga Ketua RK setempat, menyampaikan bahwa banjir yang kerap terjadi tidak terlepas dari kondisi Sungai Mengkapan yang mengalami pendangkalan cukup parah.
“Kalau tidak salah, terakhir kali dilakukan pencucian sungai itu sekitar 20 tahun lalu, di masa Bupati Erwin. Sejak beberapa tahun terakhir kami sudah sering mengusulkan agar dilakukan normalisasi kembali, tapi sampai sekarang belum juga terealisasi,” ujar Junaidi.
Ia menambahkan, akibat pendangkalan sungai, air mudah meluap saat hujan deras. Dampaknya tidak hanya merendam perkebunan dan rumah warga, tetapi juga menekan perekonomian masyarakat setempat.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Siak, Alfitra, yang juga Sekretaris Komisi III dan merupakan putra asli Mengkapan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya koordinasi terkait penanganan Sungai Mengkapan.
“Saya sudah berkomunikasi dengan Dinas PUPR Siak terkait penggunaan alat amfibi. Kami dari Komisi III juga telah mengajukan permintaan ke BWSS (Balai Wilayah Sungai Sumatera) Provinsi Riau, namun masih menunggu realisasi yang direncanakan pada tahun 2026,” jelas Alfitra.
Menurutnya, penggunaan alat amfibi membutuhkan anggaran yang cukup besar. Selain itu, Dinas PUPR Siak saat ini masih melengkapi persyaratan lingkungan, mengingat Sungai Mengkapan merupakan sungai alami yang memiliki regulasi khusus dalam penanganannya.
Warga berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dapat segera mengambil langkah konkret agar banjir tidak terus berulang dan memberikan dampak berkepanjangan bagi kehidupan masyarakat Kampung Mengkapan.***












