Ekonomi

APHI Riau Fokus Berdayakan Warga Sekitar Hutan, Targetkan Lahirnya Pengusaha Lokal

20
×

APHI Riau Fokus Berdayakan Warga Sekitar Hutan, Targetkan Lahirnya Pengusaha Lokal

Sebarkan artikel ini
APHI Riau Fokus Berdayakan Warga Sekitar Hutan, Targetkan Lahirnya Pengusaha Lokal
Ketua APHI Riau, Muller Tampubolon./R45/Md

Rakyat45.com, Pekanbaru – Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Komisariat Daerah Riau menegaskan bahwa masa depan sektor kehutanan tidak hanya ditentukan oleh produksi, tetapi juga oleh seberapa besar dampaknya bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan. Melalui 50 perusahaan anggotanya, APHI Riau menargetkan lahirnya pekerja lokal yang mandiri hingga berkembang menjadi pengusaha.

Ketua APHI Riau, Muller Tampubolon, mengatakan komitmen tersebut menjadi bagian dari transformasi industri kehutanan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Hal itu disampaikannya dalam diskusi bersama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Riau) di Pekanbaru, Rabu (24/12/2025).

Menurut Muller, seluruh perusahaan anggota APHI Riau diwajibkan menjalankan prinsip Planet, People, dan Profit (3P) sebagai pedoman utama dalam pengelolaan usaha kehutanan.

“Industri kehutanan tidak boleh hanya bicara keuntungan. Harus ada keseimbangan antara menjaga lingkungan, memperkuat ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Dari sisi perlindungan lingkungan (Planet), APHI Riau mengelola sekitar 1,5 juta hektare kawasan hutan, dengan lebih dari satu juta hektare dimanfaatkan sebagai hutan tanaman, sementara sisanya dipertahankan sebagai kawasan konservasi. Area ini berfungsi menjaga keanekaragaman hayati sekaligus mencegah kerusakan ekosistem hutan.

Pada aspek People, Muller menekankan bahwa keterlibatan masyarakat sekitar konsesi menjadi prioritas mutlak. Selain membuka lapangan pekerjaan, perusahaan juga menjalankan pembinaan berkelanjutan agar masyarakat mampu mengelola usaha sendiri, khususnya di sektor pendukung kehutanan.

“Kami ingin masyarakat bukan hanya menjadi pekerja, tapi juga tumbuh sebagai mitra usaha. Dari sini diharapkan muncul pengusaha-pengusaha lokal yang kuat,” jelasnya.

Sementara pada aspek ekonomi (Profit), sektor kehutanan Riau tetap menjadi kontributor signifikan bagi perekonomian daerah dan nasional. Dengan luas panen mencapai sekitar 200 ribu hektare setiap tahun, nilai investasi yang dikucurkan perusahaan mencapai sekitar Rp3,3 triliun per tahun guna menjaga keberlanjutan produksi.

Aktivitas tersebut berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja. Sepanjang 2025, industri kehutanan di Riau menyerap sekitar 55 ribu hingga 58 ribu tenaga kerja, mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan dan distribusi hasil hutan. Masyarakat lokal menjadi prioritas utama dalam penyerapan tenaga kerja tersebut.

Selain aktivitas operasional, perusahaan anggota APHI Riau juga aktif menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang menyentuh sektor pendidikan, kesehatan, keagamaan, sosial budaya, hingga pembangunan infrastruktur desa sekitar hutan.

Sebagai langkah konkret menjaga keberlanjutan, APHI Riau juga mengembangkan pola kemitraan strategis, seperti program tanaman kehidupan, pemberdayaan masyarakat penjaga lingkungan, serta kerja sama dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan.

“Kehutanan yang kuat adalah kehutanan yang memberi manfaat nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Itu arah yang sedang kami bangun di Riau,” tutup Muller.***