Pekanbaru, Rakyat45.com – Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Ir SF Haryanto MT menegaskan, masalah devisit anggaran di APBD Riau tahun 2025 adalah masalah biasa, masalah klasik. Antara penerimaan dan pengeluaran tidak sesuai dimana penerimaan tidak tercapai.
“Kenapa tidak tercapai? Karena ada rencana pendapatan 2023 sebesar Rp1,6 triliun. Di tahun 2024 didapat sekitar Rp200 miliar. Artinya ada pendapatan yang turun. Turunnya pendapatan berdampak pada belanja. Jadi, itu biasa,” kata Wagubri. Senin (17/3/2025).
Faktor lainnya kara Wagubri, karena Pemprov Riau mengalami defisit disebabkan dana tranfer pusat yaitu Dana Bagi Hasil (DBH) belum semua masuk ke Pemprov Riau. “Ini kan pusat juga banyak belum ngirim (DBH). Saya dulu pernah bilang, kalau uang ini masuk kan bisa tertutupi (defisit), kan tidak ada masalah. Ternyata yang kita rencanakan belum masuk dari pusat,” kata SF Hariyanto.
Faktor lainnya defisit anggaran Pemprov Riau disebabkan oleh pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang juga tidak tercapai target. Hanya tercapai 80 persen.
“Namun ini tidak menjadi masalah, nanti kita selesaikan dan kita cari solusinya. Saya yakin dan percaya dengan Pak Gubernur, nanti bisa diselesaikan dengan baik, dan tidak perlu dirisaukan,” ujar Wagubri.
Untuk mengatasi defisit, kata Wagubri, Pemprov Riau berencana merumuskan langkah strategis. “Kami akan melakukan efisiensi anggaran, mengevaluasi kegiatan yang dianggap boros, dan mengalihkan dana ke program prioritas yang langsung bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.