Bantan, Rakyat45.com – Tragis, Dua orang nelayan dari Desa Teluk Lancar, Kecamatan Bantan, Bengkalis, bernama Khairul (30) dan Ridho (15) warga RT. 03/RW03 Dusun 3 Desa Teluk Lancar tewas disambar petir saat mencari kepah di pantai Parit Panjang pada Rabu pagi, 1 Oktober 2025, sekitar pukul 09.00 WIB.
Cuaca saat itu memang tidak mendukung, dengan hujan gerimis disertai angin kencang dan petir, membuat kedua saudara itu, tidak menyangka akan bernasib nahas.
Untung saat kejadian ada warga yang lain melihat keduanya disambar petir dan langsung meninggal di tempat. Jika tidak ada yang melihat keduanya dipastikan kedua korban bakal hanyut dibawa air laut, karena pagi itu air laut mulai pasang.
“Memang kondisi di pantai saat surut dan biasanya dimanfaatkan oleh nelayan untuk mencari kepah. Kebetulan di Teluk Lancar ini memang lokasi pencarian kepah,” ujar Kadri (42) salah seorang warga Desa Teluk Lancar yang saat ini berada di laut, Rabu (1/10/2025).
Ia menyebutkan, dari kejauhan terlihat kedua korban sudah tumbang dan dirinya bersama warga lain ikut melihat kedua korban. Ternyata korban disambar petir dan tewas di lokasi kejadian.
Kadri menjelaskan, pada saat sedang menjaring ikan atau memukat, di tepi laut bersama warga benama Baya (43) mendengar suara petir dan sambaran kilat.
“Beberapa saat kemudian saksi melihat kearah pantai ada dua orang yang sedang mencari kepah di atas pasir pantai Khairul dan Rido sudah tergeletak diatas pasir. Kemudian saya bersama istrinya langsung pergi ke tepi pantai dan melihat korban Khairul dalam keadaan bajunya sudah hangus hanya tertinggal karet pengikat celana,” jelasnya.
Ia menyebutkan, bagian belakang tangan dan paha Khairul terdapat luka bakar. Sedangkan Rido tergeletak namun tidak terdapat ada luka ataupun bekas terbakar.
Terhadap kejadian itu, Kapolsek Bantan AKP Said Muhamad Ali yang dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Kedua korban disambar petir saat mencari kepah di pantai Teluk Lancar, Bengkalis.
“Benar. Ada yang meninggal. Dari keterangan warga yang kita jadikan saksi menyebutkan korban tewas seketika di laut. Untungnya ada warga dan istrinya yang melihat, sehingga jasadnya langsung dievakuasi ke darat,” jelasnya, Rabu (1/10/2025) siang.
Ia menjelaskan, kedua saksi yakni Kadri dan Baya yang melihat pertama kali kejadian tersebut sempat takut. Keduanya langsung pergi mencari bantuan ke pemukiman warga dan kemudian Kadri bersama keempat warga lainnya bersama-sama kembali ke tepi pantai.
Ia menjelaskan, setelah sampai dipantai air laut sudah dalam keadaan pasang dan tubuh kedua korban sudah mengambang diatas air. Kemudian saksi ada warga lain yakni Sutrisno kembali ke rumah dan kemudian beramai-ramai bersama warga kembali ke tepi pantai dengan membawa kain panjang dan kayu untuk dijadikan tandu.
“Kemudian mereka beramai-ramai bersama warga lainnya mengangkat kedua korban menuju rumah korban. Kemudian diserahkan kepada pihak keluarga korban, agar dapat segera di kebumikan karena kedua korban dari saat kejadian dipastikan sudah meninggal dunia,” jelasnya.
Kapolsek menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi-saksi pada saat korban ditemukan, yang mana cuaca sedang hujan dan petir. Jarak posisi antar saksi Kadri dan istrinya dengan posisi kedua korban sekitar 50 meter.
Sedangkan kondisi korban Khairul terdapat luka bakar pada bagian belakang, lengan dan paha serta seluruh pakaiannya hangus terbakar terkena sambaran petir. Sedangkan korban Ridho tidak ditemukan luka.
“Setelah kami melakukan koordinasi dengan keluarga korban, yang mana keluarga korban menerima kematian korban dengan iklas dan menolak di lakukan visum maupun otopsi serta menolak proses hukum.
Ia menyebutkan, setelah dibuat surat pernyataan penolakan dari keluarga korban yakni istri almarhum Khairul bernama Suziana dan orang tua dari Ridho bernama Rano. Kedua korban akan dikebumikan hari ini di TPU Desa Teluk Lancar Kec.Bantan,” jelas AKP Said.
Kejadian seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan saat berada di area terbuka dengan cuaca ekstrem.**