Ekonomi

Ekonomi Indonesia Dipangkas ADB, Luhut: Justru Jadi Peluang Emas!

19
×

Ekonomi Indonesia Dipangkas ADB, Luhut: Justru Jadi Peluang Emas!

Sebarkan artikel ini
Ekonomi Indonesia Dipangkas ADB, Luhut: Justru Jadi Peluang Emas!
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (3/10/2025). Antara News

Jakarta, Rakyat45.com – Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 dari semula 5% menjadi 4,9%. Namun, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menilai langkah tersebut bukanlah kabar buruk, melainkan peluang emas yang patut dimanfaatkan.

“Kalau ADB turunkan proyeksi, silakan saja. Saya justru melihatnya wajar karena kondisi global sedang bergerak dinamis. Kita jangan terlalu pesimis. Program-program pemerintah, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG), dampaknya belum sepenuhnya terlihat. Nanti hasilnya akan makin nyata,” ujar Luhut dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (3/10) dilansir dari antara news.

Luhut menambahkan, Indonesia saat ini tengah memasuki momentum penting. Beberapa kebijakan pemerintah mulai mendorong perputaran ekonomi di masyarakat. Salah satunya adalah alokasi dana pemerintah senilai Rp200 triliun yang ditempatkan di bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Dana tersebut diyakini bisa memperlancar penyaluran kredit, terutama ke sektor produktif di tingkat bawah.

Menurutnya, ketidakpastian ekonomi global justru membuka ruang yang lebih luas bagi investor untuk melirik Indonesia sebagai destinasi investasi. Dengan dukungan likuiditas perbankan yang kuat serta arah kebijakan pemerintah yang konsisten menjaga pertumbuhan, prospek ekonomi Indonesia tetap positif.

“Dana yang disiapkan Menteri Keuangan juga belum seluruhnya mengalir. Ini kesempatan emas untuk menanamkan modal di sektor-sektor yang captive, misalnya energi dan pangan, termasuk program Makan Bergizi Gratis,” jelasnya.

Menariknya, di saat ADB menurunkan proyeksi, Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) justru menaikkan prediksi pertumbuhan Indonesia dari 4,7% menjadi 4,9%.

“Kalau kita mau jujur, ini kesempatan besar. Bukan hanya bagi bangsa Indonesia, tapi juga bagi investor, termasuk generasi muda yang ingin terjun ke dunia usaha. Dana Rp200 triliun di perbankan itu jelas kabar baik bagi rakyat,” tegas Luhut.