Hukum & Kriminal

Wartawan dan Polisi Diserang Preman Saat Razia PETI di Kuansing

51
×

Wartawan dan Polisi Diserang Preman Saat Razia PETI di Kuansing

Sebarkan artikel ini
Wartawan dan Polisi Diserang
Wartawan Lokal Kuansing, Ayub Kelana, jadi 'bulan-bulanan' penyerangan sekelompok preman saat melakukan penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Selasa (7/10/2025) sekitar pukul 12.00 WIB.**/r45/red

Teluk Kuantan, Rakyat45.com – Aksi penertiban Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Pulau Bayur, Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Selasa (7/10/2025) siang, berubah ricuh. Rombongan aparat kepolisian yang dipimpin Kapolres Kuansing, AKBP Raden Ricky Pratidiningrat, bersama sejumlah wartawan yang sedang meliput, diserang oleh sekelompok preman yang diduga terlibat dalam aktivitas tambang ilegal tersebut.

Insiden yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB itu membuat suasana penertiban berubah tegang. Salah satu jurnalis lokal, Ayub Kelana, menjadi korban kekerasan. Ia mengalami luka cukup serius setelah dipukuli oleh beberapa orang yang diduga pelaku PETI. Saat ini, Ayub tengah menjalani perawatan medis di salah satu puskesmas di wilayah setempat.

Dalam keterangannya, Ayub menjelaskan bahwa dirinya ikut serta dalam rombongan kepolisian untuk melakukan peliputan kegiatan penertiban tambang ilegal tersebut. Namun, situasi tiba-tiba berbalik ketika sekelompok preman menyerangnya secara brutal.

“Saya ikut dalam kegiatan penertiban PETI bersama Kapolres dan jajaran. Tiba-tiba, ada seseorang yang saya kenal memprovokasi massa, lalu mereka menyerang saya. Saya dipukul bertubi-tubi sampai wajah saya lebam,” ungkap Ayub dengan nada lemah.

Tak hanya menyerang wartawan, para pelaku juga dilaporkan merusak mobil dinas Kapolres Kuansing serta beberapa kendaraan operasional milik kepolisian yang digunakan dalam kegiatan tersebut.

“Tindakan mereka sudah sangat keterlaluan. Ini bukan hanya menyerang aparat, tapi juga mengancam kebebasan pers. Kami berharap polisi mengusut tuntas aksi premanisme seperti ini,” tegas Ayub.

Peristiwa tersebut mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk komunitas wartawan di Kuansing. Mereka mengecam keras tindakan kekerasan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugas jurnalistik dan mendesak aparat penegak hukum segera menangkap para pelaku.

Sementara itu, pihak Polres Kuansing belum memberikan keterangan resmi terkait insiden penyerangan tersebut. Namun, sumber internal di kepolisian menyebutkan bahwa pihaknya tengah mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk menindaklanjuti kasus ini.