Pekanbaru, Rakyat45.com – Suasana tegang sempat terjadi di Kecamatan Cerenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), usai aparat gabungan menggelar operasi penertiban terhadap aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), Selasa (7/10). Menyikapi hal itu, Bupati Kuansing, Suhardiman Amby, mengajak seluruh warga, terutama para tokoh adat dan datuk, untuk menjaga ketenangan serta tidak terprovokasi melakukan tindakan anarkis.
Dalam keterangannya, Bupati menegaskan bahwa pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum berkomitmen memberantas praktik PETI yang merusak ekosistem dan mencemari aliran Sungai Kuantan. Menurutnya, langkah tegas ini merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan nasional yang sejalan dengan arahan Presiden agar seluruh kegiatan tambang ilegal di Tanah Air segera dihentikan.
“Dulu PETI ada di hampir semua wilayah Kuansing. Sekarang tinggal Cerenti yang masih tersisa. Kita harus sadar bahwa limbah merkuri dari aktivitas itu sangat berbahaya, bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk generasi mendatang. Ribuan warga di hilir sungai, termasuk di Inhu dan Inhil, bisa terkena dampaknya,” ujar Suhardiman, Selasa (7/10).
Bupati menjelaskan bahwa berbagai upaya persuasif sebenarnya telah dilakukan jauh sebelum operasi penertiban. Sosialisasi dan imbauan sudah berulang kali disampaikan, bahkan camat serta kepala desa telah dikumpulkan untuk membahas solusi terbaik. Namun, sebagian masyarakat masih memilih bertahan melakukan penambangan ilegal.
“Kami sudah tempuh jalur persuasif. Tapi kalau peringatan tidak diindahkan, maka penegakan hukum tetap harus berjalan. Sekeras apa pun tekanan, hukum tidak boleh berhenti,” tegasnya.
Lebih lanjut, Suhardiman memaparkan bahwa Pemkab Kuansing telah menyiapkan 14 titik Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) sebagai solusi agar masyarakat tetap bisa menambang secara sah, aman, dan ramah lingkungan. Dengan izin resmi dan analisis dampak lingkungan (Amdal), aktivitas tambang bisa dikelola secara produktif tanpa merusak alam.
“Pemerintah tidak melarang masyarakat bekerja. Silakan ajukan izin tambang rakyat. Kita bantu atur agar menjadi usaha padat karya yang menyejahterakan tanpa mencemari sungai. Tidak banyak yang kita tindak, hanya sekitar 80 rakit PETI, tapi dampaknya besar bagi jutaan warga,” ungkapnya.
Sebagai langkah untuk menenangkan keadaan, Bupati juga meminta para tokoh adat di Cerenti segera mengumpulkan anak kemenakan mereka guna mencegah terjadinya bentrokan atau aksi balasan.
“Saya harap para datuk segera turun tangan. Kumpulkan anak cucu kita, redam emosi, dan mari selesaikan persoalan ini dengan kepala dingin. Sungai Kuantan adalah sumber kehidupan, bukan sumber petaka,” tutup Suhardiman.
Baca juga: Wartawan dan Polisi Diserang Preman Saat Razia PETI di Kuansing