Pekanbaru, Rakyat45.com – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) secara resmi menyerahkan naskah akademik usulan pembentukan Daerah Istimewa Riau (DIR) kepada Gubernur Riau, Abdul Wahid, di Kantor Gubernur Riau, Senin sore (13/10/2025). Penyerahan ini menjadi tindak lanjut setelah dokumen serupa sebelumnya disampaikan kepada Ketua DPRD Riau, Kaderismanto.
Prosesi penyerahan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri Marjohan Yusuf, dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil. Turut mendampingi, Sekretaris LAMR Datuk Arman, serta Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), Dr. drh. H. Chaidir, MM.
Gubernur Wahid menerima rombongan didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Aryadi dan Kasubbag Program Edi Yulisman.
Dalam pertemuan itu, Datuk Seri Taufik, yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR), menyampaikan harapan agar pemerintah provinsi memberikan dukungan tertulis terhadap naskah tersebut.
“Kami sudah menyerahkan dokumen ini ke DPRD Riau beberapa hari lalu, dan kini kami berharap pemerintah provinsi juga memberikan dukungan resmi,” ujar Datuk Seri Taufik.
Selain menyerahkan dokumen, LAMR juga mengundang Gubernur Wahid untuk hadir dalam Maklumat Akbar Daerah Istimewa Riau yang akan digelar 17 Oktober 2025 di Balai Adat Melayu Riau. Acara ini bertepatan dengan Hari Kebudayaan Nasional dan diproyeksikan dihadiri sekitar 5.000 peserta lintas etnis. Adapun tema yang diusung yakni, “Daerah Istimewa Riau untuk Indonesia Berkilau.”
Taufik menambahkan, usulan ini tidak hanya berhenti di tingkat daerah. Rencananya, BPP DIR juga akan menyerahkan naskah akademik tersebut ke DPR RI, DPD RI, dan Kementerian Dalam Negeri pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperjuangkan pengakuan status istimewa bagi Riau di tingkat nasional.
Gubernur Abdul Wahid mengapresiasi inisiatif dan kerja keras LAMR serta masyarakat adat yang terus memperjuangkan gagasan ini.
“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Ini bentuk nyata kepedulian terhadap budaya dan identitas Melayu,” ujar Wahid.
Meski begitu, Wahid menyampaikan permohonan maaf karena kemungkinan tidak dapat menghadiri acara Maklumat Akbar. Ia dijadwalkan mengikuti rapat bersama SKK Migas terkait investasi PT Pertamina Hulu Rokan pada hari yang sama.
Dengan diserahkannya naskah akademik DIR ini, perjuangan Riau menuju status daerah istimewa kian menemukan jalannya. Dukungan pemerintah daerah dan masyarakat luas diharapkan mampu memperkuat posisi Riau sebagai pusat peradaban Melayu di Nusantara.***
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.