Daerah

Putri Bali Sagung Saraswathi Gaungkan Kearifan Nusantara di Yogyakarta

70
×

Putri Bali Sagung Saraswathi Gaungkan Kearifan Nusantara di Yogyakarta

Sebarkan artikel ini
Teks foto; Anak Agung Sagung Saraswathi Dharmaputri (tengah), perwakilan Provinsi Bali dalam ajang Pemilihan Putra Putri Budaya Indonesia (PPBI) 2025, berfoto bersama tim pendamping dan pelatih usai sesi karantina di Hotel Grand Serela, Yogyakarta, Kamis (16/10/2025)./R45/Bidin.

Yogyakarta, Rakyat45.com – Langkah anggun Anak Agung Sagung Saraswathi Dharmaputri seketika menarik perhatian saat memasuki aula Hotel Grand Serela Yogyakarta. Balutan busana bernuansa etnik keemasan dan tutur kata yang lembut menjadikan cucu Raja Pemecutan, Bali, ini tampil memukau dalam ajang Pemilihan Putra Putri Budaya Indonesia (PPBI) 2025, Kamis (16/10/2025).

Siswi berusia 17 tahun dari SMA Negeri 4 Denpasar itu hadir bukan sekadar membawa nama besar keluarga kerajaan, tetapi juga membawa misi budaya — menyalakan kembali semangat tradisi di tengah derasnya arus modernisasi yang menggerus akar identitas bangsa.

Tumbuh di Puri, Berjiwa Luhur Budaya

Sejak kecil, Saraswathi telah akrab dengan denyut spiritualitas Bali di lingkungan Puri Agung Pemecutan, salah satu puri tertua dan berpengaruh di Denpasar. Irama gamelan, aroma dupa, serta nilai luhur Tri Hita Karana, harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan menjadi fondasi pembentuk karakternya.

“Bagi saya, budaya bukan sekadar warisan yang dijaga, tapi napas kehidupan yang harus terus dihidupkan,” ujar Saraswathi dengan senyum teduh yang mencerminkan kedewasaan di usia muda.

Tak hanya menawan di atas panggung, Saraswathi juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan pelestarian seni tari klasik. Ia kerap memperkenalkan filosofi hidup Bali kepada remaja sebayanya. Semua nilai itu ia warisi dari sang ibu, Anak Agung Vitra Fremeira Sarjana, sosok perempuan tangguh yang menanamkan pentingnya kearifan lokal di setiap langkah hidup anaknya.

Misi Budaya di Ajang Nasional

Dalam ajang PPBI 2025 yang berlangsung pada 14–18 Oktober di Yogyakarta, Saraswathi tampil mewakili Provinsi Bali. Busana adat bernuansa keemasan yang dikenakannya menjadi simbol keanggunan dan kemegahan budaya Bali, berpadu dengan semangat muda yang dinamis.

Namun daya tarik Saraswathi bukan hanya pada penampilan. Di balik senyum lembutnya tersimpan gagasan kuat tentang pelestarian bahasa daerah dan jati diri budaya.

“Bahasa daerah adalah jiwa budaya. Ketika kita kehilangan bahasa, kita kehilangan sebagian jati diri sebagai bangsa,” tutur Saraswathi kepada Jurnalis Rakyat45.com, Jum’at, (17/10/2025).

Program SEMARAK: Rawat Budaya Sejak Dini

Dalam sesi wawancara, Saraswathi memperkenalkan program advokasi bertajuk SEMARAK (Semangat Anak Rawat Kebudayaan). Melalui program ini, ia mengajak anak-anak Bali mencintai budaya lewat nyanyian tradisional, permainan rakyat, dan cerita rakyat yang sarat nilai moral.

“Anak-anak perlu diperkenalkan pada budaya sejak dini. Dari nyanyian dan permainan tradisional, mereka belajar cinta dan bangga pada akar budayanya sendiri,” ungkapnya.

Program SEMARAK menjadi bentuk kepeduliannya terhadap masa depan kebudayaan Bali, agar warisan leluhur tetap hidup di tengah tantangan zaman digital.

Langkah Menuju Puncak

Selama masa karantina, Saraswathi tampil konsisten menonjol dalam setiap sesi. Ia mengenakan berbagai busana karya desainer lokal, termasuk kain prada dan endek khas Bali. Dalam sesi bakat,

“Ia menampilkan tarian bertema spiritualitas generasi muda Bali, menggambarkan perjalanan jiwa menuju harmoni dengan Sang Hyang Widhi.

Ajang PPBI 2025 akan mencapai puncak pada 17 Oktober di Performance Hall Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Para finalis dari seluruh Indonesia akan menunjukkan kemampuan terbaik dalam presentasi budaya dan aksi nyata pelestarian tradisi.

Pesan Seorang Putri Bali

Bagi Saraswathi, menjadi cucu raja bukan sekadar kebanggaan, tetapi tanggung jawab moral untuk menjaga api budaya agar tak padam di dada generasi muda.

“Budaya bukan hanya pakaian adat atau upacara. Ia adalah identitas, cara berpikir, dan cara kita mencintai tanah air,” ujar Saraswathi.

Dengan pembawaan lembut dan visi yang kuat, Anak Agung Sagung Saraswathi Dharmaputri tampil sebagai representasi generasi muda yang berakar pada tradisi, namun berpandangan modern. Melalui kiprahnya di PPBI 2025, Bali hadir bukan sekadar dengan keindahan rupa, tetapi dengan jiwa, makna, dan kebijaksanaan yang hidup.**

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.