Jakarta, Rakyat45.com – Pernah merasa tubuh sudah beristirahat, tapi tetap terasa berat dan pikiran seperti kehilangan semangat? Kondisi ini bukan sekadar kelelahan biasa. Para ahli menyebutnya sebagai kombinasi antara kelelahan fisik dan kelelahan mental, dua hal yang kini semakin umum dialami masyarakat modern.
Dilansir dari Alodokter, tubuh yang terus terasa lelah bisa disebabkan oleh kurang tidur, pola makan tidak teratur, dehidrasi, atau penyakit seperti anemia dan gangguan tiroid.
Selain itu, kebiasaan modern seperti konsumsi kafein berlebihan, kurang bergerak, serta jam kerja panjang tanpa istirahat juga memperparah kelelahan.
Situs Tempo.co menulis bahwa tubuh yang dipaksa bekerja tanpa cukup pemulihan berisiko mengalami kelelahan kronis, di mana rasa letih tidak hilang meski sudah tidur atau beristirahat.
Tak hanya fisik, pikiran juga bisa “layu” ketika beban emosional menumpuk.
Menurut Bincang Psikologi, kelelahan mental sering kali muncul akibat stres berkepanjangan, tekanan sosial, kehilangan motivasi, atau konflik batin yang tidak terselesaikan.
“Ketika seseorang terus menahan stres tanpa menyalurkannya, tubuh akan ikut bereaksi — dari sakit kepala hingga gangguan tidur,” tulis laman tersebut.
Sementara Fimela.com menyoroti tanda-tanda kelelahan mental seperti mudah marah, sulit fokus, dan kehilangan semangat terhadap hal-hal yang dulu disukai.
Tubuh dan pikiran bekerja dalam satu sistem yang saling memengaruhi. Ketika pikiran lelah, sistem tubuh ikut menurun. Begitu juga sebaliknya, tubuh yang kelelahan membuat pikiran sulit jernih dan stabil.
Psikolog klinis yang dikutip Tempo.co menjelaskan, “Belajar mendengar sinyal tubuh adalah langkah pertama untuk kembali seimbang. Kalau tubuh lelah, istirahatlah. Kalau pikiran jenuh, beri waktu untuk tenang.”
Para ahli menyarankan beberapa langkah sederhana untuk memulihkan energi tubuh dan pikiran:
Tidur cukup dan berkualitas – prioritaskan waktu istirahat tanpa gangguan gawai.
Perbanyak air putih dan makanan bergizi.
Bergerak ringan setiap hari, seperti berjalan kaki atau peregangan.
Luangkan waktu untuk diri sendiri melalui aktivitas menenangkan seperti membaca, meditasi, atau journaling.
Batasi paparan stres, termasuk dari media sosial.
Kesimpulan: Saatnya Mendengar Sinyal Tubuh
Fenomena “tubuh lelah, pikiran layu” bukan sekadar keletihan sesaat. Ia adalah sinyal lembut dari tubuh dan jiwa yang meminta perhatian.
Istirahat, ketenangan, dan perawatan diri bukan bentuk kemalasan — melainkan cara paling manusiawi untuk menjaga keseimbangan hidup.
“Tubuh dan pikiran itu satu paket. Kalau salah satunya lelah, yang lain pasti ikut merasakan.” — Psikolog Klinis, dilansir dari Tempo.co
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.