Rakyat45.com – Dari kafe di sudut kota hingga dapur rumah, aroma kopi seolah menjadi bahasa universal yang menyatukan banyak budaya. Namun di balik kenikmatannya, tak semua jenis kopi memiliki dampak yang sama bagi tubuh.
Ahli gizi profesional, Julie Stefanski, mengungkapkan bahwa cara penyeduhan, campuran bahan, hingga metode penyajian dapat memengaruhi kadar nutrisi dan manfaat kesehatan dalam secangkir kopi.
Berikut urutan jenis kopi dari yang paling sehat hingga yang sebaiknya dikonsumsi dengan bijak.
1. Kopi Black Drip – Sederhana, Paling Murni, dan Paling Sehat
Diseduh dengan menuangkan air panas perlahan di atas bubuk kopi, black drip dikenal sebagai bentuk paling murni dari kopi. Tanpa tambahan gula atau susu, proses penyaringan pada metode ini juga menyingkirkan senyawa diterpena zat yang dapat meningkatkan kolesterol.
“Kopi hitam drip merupakan pilihan terbaik bagi mereka yang ingin manfaat kafein tanpa tambahan kalori,” jelas Stefanski.
2. Americano – Versi Lebih Lembut dari Espresso
Kombinasi antara satu shot espresso dengan air panas menghasilkan cita rasa yang halus dan seimbang
.
“Americano menawarkan hidrasi tambahan dengan kandungan polifenol yang masih tinggi,” kata Stefanski.
“Ini menjadikannya alternatif ideal bagi mereka yang ingin rasa espresso, tapi dengan sensasi yang lebih ringan.”
3. Espresso – Kecil, Kuat, dan Padat Energi
Espresso adalah ekstrak kopi paling pekat, dibuat dengan tekanan tinggi dan biji giling halus.
Meski hanya 30–45 ml per shot, kandungan kafeinnya cukup untuk menstimulasi energi.
Namun, Stefanski mengingatkan: “Mereka yang sensitif terhadap kafein perlu berhati-hati. Terlalu banyak espresso bisa memicu kegelisahan atau detak jantung tak beraturan.”
4. Kopi dengan Susu Nabati – Fleksibel dan Bernutrisi
Kini banyak penikmat kopi beralih ke susu nabati seperti almond, oat, atau kedelai.
“Setiap jenis susu memberikan profil nutrisi berbeda,” ujar Stefanski.
“Susu kedelai, misalnya, tinggi protein, sedangkan susu oat mengandung lebih banyak serat.”
Jika susu tersebut diperkaya dengan kalsium dan vitamin D, nilai gizinya bisa setara dengan susu sapi.
5. Cold Brew – Segar, Ringan, dan Ramah Lambung
Diseduh tanpa panas selama 12–24 jam, cold brew dikenal dengan keasamannya yang lebih rendah.
“Untuk mereka yang sering mengalami refluks asam, cold brew bisa jadi solusi yang lebih nyaman,” jelas Stefanski.
Secara nutrisi, kandungannya mirip dengan kopi panas, namun dengan karakter rasa yang lebih halus dan lembut.
6. Nitro Cold Brew – Kopi dengan Sentuhan Sains
Jenis ini menyuntikkan gas nitrogen ke dalam kopi dingin, menghasilkan tekstur lembut dan berbusa layaknya bir stout. Namun, Stefanski mengingatkan agar berhati-hati terhadap versi kemasan kaleng.
“Beberapa produk menambahkan gula atau perisa buatan. Pilih varian tanpa pemanis untuk manfaat optimal.”
7. Kopi Jamur – Tren Baru dengan Nilai Tambah Nutrisi
Campuran bubuk kopi dan jamur kering seperti chaga atau reishi ini diklaim membawa manfaat tambahan berupa vitamin D, selenium, dan protein.
“Kopi jamur tetap mengandung kafein, tetapi lebih rendah dibanding kopi biasa,” kata Stefanski.
Meski masih butuh lebih banyak riset, tren ini dianggap menjanjikan bagi mereka yang mencari keseimbangan antara energi dan kesehatan.
8. Kopi Instan – Praktis, Tapi Kurang Bernutrisi
Cepat diseduh dan mudah ditemukan, kopi instan kerap menjadi pilihan praktis. Namun, menurut Stefanski, banyak produk instan mengandung gula tambahan, susu bubuk, dan zat aditif.
“Kopi instan memang rendah nutrisi, tapi tetap mengandung antioksidan. Jadi, masih lebih baik daripada tidak minum kopi sama sekali,” ujarnya.
Kesimpulan: Baik disajikan panas maupun dingin, dengan atau tanpa susu, kopi tetap bisa menjadi bagian gaya hidup sehat -asal dikonsumsi dengan bijak. Seperti kata Stefanski, “Kopi terbaik bukan hanya soal rasa, tetapi bagaimana Anda menikmatinya sesuai kebutuhan tubuh Anda.”**
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.












