Lifestyle

Raja Debu dan Uang Cinta

37
×

Raja Debu dan Uang Cinta

Sebarkan artikel ini
Raja Debu dan Uang Cinta
Ilustrasi: Penangkapan AW di Kedai Kopi Bude. (R45/Made)

RAKYAT45.COM – (FIKSI) – Dahulu, di tanah bernama Vasundra, lahirlah seorang lelaki sederhana bernama Sagara. Ia dikenal jujur, rajin, dan membela kaum kecil. Karena kebijaksanaannya, rakyat pun mengangkatnya menjadi raja atau pemimpin yang diharapkan membawa perubahan.

Di awal masa kekuasaannya, Sagara adil dan bersih. Ia menolak sogokan, menghapus pungutan liar, dan memerintahkan pejabatnya untuk tidak mengambil jatah preman dari rakyat. Negeri Vasundra makmur; rakyat percaya padanya.

Namun seiring waktu, cinta datang dalam wujud lain, bukan perempuan berwajah ayu, melainkan uang jatah preman. Uang itu datang dengan rayuan halus:

“Ambil saja sedikit, tak ada yang tahu. Kau berhak menikmati hasil kekuasaanmu.”

Awalnya, Sagara menolak. Tapi lama-kelamaan, uang itu terasa seperti perempuan cantik yang menggoda, memberi kenikmatan sementara, menutup mata pada dosa.
Setiap kali menerima jatah, hatinya bergetar antara takut dan nikmat, seperti mencintai sesuatu yang tahu-tahu bisa membunuh.

Rakyat mulai curiga. Istana makin megah, perjamuan makin sering, dan para penasihat setianya dipecat satu per satu. Hingga suatu malam, datanglah para utusan dari langit hukum, berpakaian hitam dan membawa gulungan bertanda KPK, Komisi Penegak Kebenaran.

Sagara pun ditangkap, bukan karena miskin, tapi karena rakus oleh cinta yang salah. Batu hijau kejayaannya hancur di tangannya sendiri.

Saat diarak keluar istana, angin berhembus membawa suara gaib:

“Dulu kau menolak perempuan yang menggoda, tapi sekarang kau jatuh cinta pada uang yang menyesatkan. Kau bukan lagi Raja Vasundra…, kau hanyalah Raja Debu.”

Tubuh Sagara runtuh, seolah kekuasaannya berubah jadi abu.
Rakyat melihatnya dan berkata:

“Beginilah akhir dari pemimpin yang menjadikan cinta pada uang lebih besar dari cinta pada kebenaran.”

Dan sejak saat itu, setiap kali ada pejabat tertangkap OTT, orang-orang di Vasundra berbisik pelan:

“Lihatlah… Raja Debu telah lahir lagi.”***

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.