Rakyat45.com, Pekanbaru – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis Global Tuberculosis Report 2025 yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan beban tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Dalam laporan tersebut, Indonesia tercatat memiliki sekitar 1,1 juta kasus baru TB, sementara 118 ribu jiwa meninggal akibat penyakit menular tersebut.
Ketua Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan Tuberkulosis (KOPI TB) Riau, Dr. dr. Indra Yovi, Sp.P(K), menilai lonjakan kasus ini patut menjadi alarm keras bagi pemerintah. Berdasarkan hitungan WHO, terdapat 382 kasus TB per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan laporan tahun sebelumnya.
“Situasi ini seharusnya mendapat perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan, terutama pemerintah melalui Kementerian Kesehatan,” ujarnya, Minggu (16/11/2025).
WHO juga mencatat bahwa angka keberhasilan pengobatan TB di Indonesia mencapai 86 persen, namun tantangan lain muncul dari kasus koinfeksi HIV-TB yang kini menyentuh 33 ribu orang.
Indra Yovi menegaskan bahwa layanan pemeriksaan dan pengobatan TB sebenarnya telah sepenuhnya ditanggung negara, baik lewat Program TB Nasional maupun JKN-BPJS. Karena itu, ia berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah konkret untuk mempercepat penemuan kasus dan pengendalian TB di wilayah masing-masing.
Di Provinsi Riau, jumlah penemuan kasus TB pada 2023 mencapai 13 ribu pasien. Namun angka tersebut baru mencerminkan sekitar 50 persen dari estimasi total kasus TB yang diproyeksikan mencapai 30 ribu orang.
“Peran pemerintah daerah sangat penting. TB paru mudah menular melalui percikan dahak yang mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Cara paling sederhana untuk mencegahnya adalah membiasakan etika batuk dan bersin, yakni menutup mulut dan hidung,” tegasnya.
Peningkatan kesadaran masyarakat, pemeriksaan dini, dan penguatan kebijakan daerah disebut menjadi kunci untuk menekan penyebaran TB yang masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia.***
Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.












