Politik

Zukri Resmi Pimpin PDIP Riau, Sinyal Konsolidasi Besar Jelang Pemilu 2029 Makin Menguat

37
×

Zukri Resmi Pimpin PDIP Riau, Sinyal Konsolidasi Besar Jelang Pemilu 2029 Makin Menguat

Sebarkan artikel ini
Zukri Resmi Pimpin PDIP Riau, Sinyal Konsolidasi Besar Jelang Pemilu 2029 Makin Menguat
Pelantikan Zukri Misran sebagai Ketua DPD PDIP Riau di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar, Sabtu (22/11/2025)./R45/Md

Rakyat45.com, Pekanbaru – PDI Perjuangan Riau memasuki babak baru. Pelantikan Zukri Misran sebagai Ketua DPD PDIP Riau di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar, Sabtu (22/11/2025), tidak sekadar seremonial pergantian kepemimpinan. Momentum ini dibaca banyak pihak sebagai langkah awal konsolidasi politik besar menjelang pertarungan Pemilu 2029.

Seluruh unsur DPC dari kabupaten/kota se-Riau tampak hadir, menandakan kuatnya dukungan internal terhadap Zukri. Pelantikan dipimpin langsung oleh Dharmadi Duryanto dari DPP, sementara sidang organisasi dikendalikan Dedi Sitorus. Struktur baru yang diumumkan turut menetapkan Kaderismanto sebagai Sekretaris DPD dan Maamun Soilihin sebagai Bendahara—formasi yang dipandang sebagai barisan strategis menghadapi agenda politik lima tahun ke depan.

Dalam pidatonya, Zukri menegaskan bahwa amanah sebagai ketua bukan tugas ringan. Namun, pernyataannya yang menyoroti tanggung jawab besar dan potensi “keluar dari rel organisasi” dianggap sebagai isyarat bahwa PDIP Riau ingin memperkuat kedisiplinan internal sekaligus merapikan arah politik menjelang kontestasi berikutnya.

“Saya bahagia, tapi juga memikul tanggung jawab besar. Ini bukan soal jabatan, tetapi soal cita-cita besar agar partai memberi kontribusi nyata untuk negeri,” tegasnya.

Ia secara terbuka meminta DPP tidak segan memberi evaluasi jika DPD Riau mengambil langkah yang tidak sejalan dengan garis besar partai. Pesan ini dinilai pengamat sebagai penegasan komitmen terhadap soliditas internal, sesuatu yang krusial menghadapi polarisasi politik nasional.

Zukri juga menekankan perlunya loyalitas dalam menjalankan sumpah jabatan dan menempatkan kepentingan partai di atas kepentingan kelompok maupun individu.

“Kita tidak bicara urusan pribadi. Yang kita perjuangkan adalah rakyat dan partai,” ujarnya dalam nada tegas.

Pernyataan ini dibaca sebagai dorongan Zukri untuk menutup celah konflik internal serta memastikan PDIP Riau tampil sebagai kekuatan politik yang lebih kompak dan terkonsolidasi di tingkat daerah.

Menariknya, Zukri turut menyampaikan permohonan maaf kepada kader yang belum masuk dalam struktur baru. Ia menegaskan bahwa peran strategis tidak semata terletak pada jabatan formal a message yang sering muncul ketika partai memasuki siklus konsolidasi.

“Kontribusi tidak selalu bergantung pada posisi. Ketulusan bekerja pasti menemukan jalannya,” tutur Zukri.

Zukri juga menyinggung keteladanan Suryadi Husaini yang memimpin PDIP Riau selama tiga periode. Meski tidak lagi memiliki jabatan struktural, Suryadi tetap aktif sebagai tokoh pengikat di tubuh partai.

“Keteladanan seperti inilah yang memperkuat PDIP di Riau. Kesetiaan dan ketulusan jauh lebih bernilai dari sekadar posisi,” ujarnya.

Komentar tersebut menunjukkan bahwa Zukri ingin menjaga keseimbangan antara regenerasi dan penghormatan terhadap senioritas—dua dimensi yang kerap memicu gesekan internal di partai politik besar.

Menutup sambutannya, Zukri mengajak seluruh kader untuk memperkuat barisan dan memastikan PDIP tetap menjadi kekuatan dominan pada Pemilu 2029.

“Kita ingin menang kembali. Bukan sekadar untuk partai, tetapi agar kita bisa terus membantu banyak orang melalui perjuangan politik,” pungkasnya.

Pelantikan ini sekaligus menandai dimulainya konsolidasi besar PDIP Riau. Dengan struktur baru dan tekanan pada disiplin organisasi, PDIP Riau jelas sedang menyiapkan mesin politiknya untuk bertarung lebih serius di panggung 2029.***