Rakyat45.com, Pekanbaru – Kematian tiba-tiba bayi gajah Sumatra bernama Laila di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Bengkalis, memicu perhatian serius BBKSDA Riau. Balai konservasi tersebut kini tengah menyelidiki penyebab kematian satwa dilindungi itu dengan mengirimkan sampel organ ke laboratorium.
Laila, gajah betina berusia 1 tahun 6 bulan, ditemukan mati pada Sabtu (22/11/2025). Kepergiannya menjadi sorotan karena gajah Sumatra merupakan spesies berstatus kritis terancam punah, sehingga setiap kematian individu sangat berdampak pada upaya konservasi.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, mengatakan pihaknya bergerak cepat dengan melakukan nekropsi untuk mengetahui kemungkinan gangguan pada organ vital.
“Untuk memastikan penyebab kematian, tim dokter hewan kami melakukan nekropsi dan mengambil sejumlah sampel organ untuk diuji laboratorium. Ini langkah penting untuk memastikan tidak ada penyakit atau faktor lain yang mengancam populasi gajah di Sebanga,” tegasnya, Senin (24/11).
Laila merupakan anak gajah hasil kelahiran alami dari induk bernama Puja dan pejantan Sarma pada 6 April 2024. Sejak lahir, ia termasuk salah satu gajah muda yang mendapat pengawasan intensif karena dianggap memiliki kondisi kesehatan stabil dan perkembangan baik.
Namun pada 20 November 2025, tim mahout mulai mendapati Laila tampak kurang aktif meski masih mau makan dan minum. Pemeriksaan awal tidak menunjukkan kelainan, bahkan suhu tubuhnya normal. Tim medis tetap memberikan cairan infus, obat-obatan, dan pemantauan ketat setiap dua jam.
Perubahan drastis terjadi pada malam hari 21 November. Laila beberapa kali menjerit, sempat ditemukan terbaring, tetapi masih mampu bangkit dan menyusu. Kondisi kritis itu terus berlanjut hingga subuh sebelum akhirnya Laila dinyatakan mati sekitar pukul 05.30 WIB.
BBKSDA menekankan bahwa pemeriksaan laboratorium menjadi kunci untuk memastikan apakah ada penyakit menular, masalah pencernaan, keracunan, atau faktor lain yang bisa mengancam gajah lain di PKG Sebanga.
“Ini prosedur penting agar kami bisa mengambil langkah pencegahan apabila penyebabnya berpotensi membahayakan gajah lainnya,” jelas Supartono.
Kematian Laila menjadi pengingat serius bahwa ancaman terhadap gajah Sumatra masih tinggi, sekalipun di kawasan konservasi. BBKSDA berharap investigasi ini dapat memperkuat strategi perlindungan populasi gajah di Riau.***












