Meranti, Rakyat45.com – Ketika hujan dan luapan air tak kunjung surut, harapan warga Desa Teluk Buntal, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, ikut terendam.
Banjir kembali melanda kawasan permukiman, meninggalkan genangan yang luas dan kekecewaan mendalam di tengah masyarakat yang merasa tak segera mendapat perhatian.
Warga menduga banjir kali ini dipicu oleh aktivitas kanal milik perusahaan yang beroperasi di sekitar wilayah desa. Dugaan tersebut menguat seiring pola banjir yang berulang dari tahun ke tahun, dengan dampak yang kian meluas dan intensitas genangan yang semakin parah.
Ratusan hektare permukiman dilaporkan terendam. Di Dusun Tiga saja, sedikitnya 150 kepala keluarga terdampak langsung, sementara sekitar 50 kepala keluarga terpaksa meninggalkan rumah dan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Tinggi genangan air mencapai 50 hingga 60 sentimeter, merendam rumah, perabotan, serta akses vital warga.
Di tengah situasi tersebut, kekecewaan warga mencuat ke permukaan. Indra Dewana, salah seorang warga Teluk Buntal, menuturkan bahwa kehadiran pihak perusahaan dinilai terlambat dan minim empati.
“Kami sangat kecewa kepada PT NSP. Setiap tahun tidak pernah ada kontribusi nyata untuk Desa Teluk Buntal. Banjir ini sudah berlangsung selama 10 hari, dan baru hari ini pihak perusahaan turun langsung ke lokasi,” ujar Indra dengan nada kecewa. saat diwawancarai Rakyat45.com, Jum’at, 26/12/2025.
Menurutnya, perusahaan lebih memprioritaskan kepentingan operasional ketimbang dampak lingkungan dan sosial yang dirasakan masyarakat. Ia menyebut pembukaan seluruh pintu dam, mulai dari wilayah Kekat hingga Teluk Buntal, menjadi salah satu penyebab utama luapan air ke kawasan permukiman.
“Air ini mengalir melewati sekitar 10 desa, tetapi yang paling parah terdampak justru Desa Teluk Buntal,” tambahnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti memastikan telah turun langsung ke lapangan. Kepala Pelaksana BPBD Meranti, Khardafi, mengatakan pihaknya melakukan identifikasi menyeluruh terhadap penyebab banjir, sekaligus meninjau sejumlah titik yang dinilai berpotensi memperparah luapan air.
“BPBD juga telah memberikan patokan serta rekomendasi kepada pihak perusahaan agar segera mengambil langkah konkret dan terukur guna mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang.
Kini, harapan warga Teluk Buntal sederhana namun mendasar: kehadiran dan tanggung jawab. Mereka berharap perusahaan tidak hanya datang setelah bencana berlangsung berhari-hari, tetapi menunjukkan komitmen nyata dalam melindungi lingkungan dan keselamatan masyarakat yang selama ini hidup berdampingan dengan aktivitas industri.” ungkap Kasla BPBD Meranti.**












