Selatpanjang, Rakyat45 – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkum HAM) Riau, Budi Argap Situngkir, mengajak seluruh pihak untuk mendukung pencegahan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang seringkali terjadi melalui “pelabuhan tikus” di Kepulauan Meranti. Para pencari kerja yang melewati pelabuhan tidak resmi ini diduga kuat merupakan korban TPPO.
“Terkadang ada yang hanya untuk menjadi pekerja kasar, yang tidak punya skill ke luar negeri, masa kita biarkan. Dia sudahlah bukan orang Selatpanjang, mungkin dari Jawa Barat atau NTT, ngapain harus dari Selatpanjang pasti lebih dekat dari Jakarta ke Singapore atau Malaysia, kenapa? Berarti ada yang salah. Mungkin dia diseludupkan atau diperdagangkan, itu yang kita cegah,” ujar Budi.
Budi menegaskan bahwa untuk menangani masalah ini diperlukan kerja sama dari semua pemangku kepentingan agar pencegahan dapat dilakukan secara maksimal. “Mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk mencegahnya. Imigrasi selalu berkoordinasi dengan APH (aparat penegak hukum) baik kepolisian maupun TNI AL untuk memantau,” lanjutnya kepada sejumlah wartawan.
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun pengawasan menjadi tanggung jawab utama aparat penegak hukum, Imigrasi turut berperan setelah ada penangkapan. “Karena keterbatasan Imigrasi kami tak punya kapal makanya koordinasinya dengan APH,” imbuhnya.
Budi Argap mengakui bahwa kerja sama antara APH, pemerintah daerah setempat, dan Kemenkumham di Kabupaten Kepulauan Meranti sudah berjalan dengan baik. Hubungan yang baik ini, menurutnya, harus terus ditingkatkan untuk mencegah TPPO.
“Orang yang berusaha masuk dari pelabuhan-pelabuhan tikus itu harus kita cegah secara bersama. Makanya ini butuh dukungan semua pihak termasuk teman-teman dari media,” ungkapnya.
Budi juga menekankan bahwa pencegahan tidak bisa hanya mengandalkan aparat penegak hukum saja, melainkan membutuhkan kerja sama dari semua pihak terkait, termasuk masyarakat. “Jika pencegahan tersebut hanya mengandalkan aparat penegak hukum pasti akan terasa berat, karena pencegahan butuh kerjasama semua pihak terkait termasuk masyarakat,” tutupnya.