Pekanbaru, Rakyat45.com – Anggota Organisasi Masyarakat Pemuda Tri Karya (Ormas PETIR) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Menko Polhukam dan Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) RI, Kamis siang (5/12/2024).
Aksi tersebut mengangkat isu dugaan penggelapan pajak yang menyeret nama Martias Fangiono dan Ciliandra Fangiono, pemilik First Resources Group Ltd (sebelumnya dikenal sebagai Surya Dumai Group).
Dalam orasi yang disampaikan Koordinator Lapangan Ormas PETIR, Jesayas, pihaknya mendesak pemerintah untuk segera memeriksa kedua tokoh tersebut atas dugaan penggelapan pajak senilai Rp1,4 triliun.
“Kami menuntut Menko Polhukam dan Jampidsus bertindak tegas terhadap dugaan penggelapan pajak yang dilakukan oleh Martias Fangiono dan Ciliandra Fangiono. Mereka menguasai 8 perusahaan perkebunan kelapa sawit seluas 16.829,86 hektare yang diduga merugikan negara hingga triliunan rupiah,” tegas Jesayas.
Aksi ini, lanjut Jesayas, merupakan tindak lanjut atas laporan resmi yang sebelumnya disampaikan PETIR ke Jampidsus pada 28 November 2024. Dalam laporan itu, delapan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Riau disebut telah melanggar aturan dan menyebabkan kerugian besar bagi negara.
Menurut hasil investigasi Ormas PETIR, sejumlah kewajiban yang tidak dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan tersebut meliputi pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), serta kewajiban lainnya seperti Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Dana Reboisasi.
Jesayas juga mengungkapkan bahwa First Resources Group memilih berkantor di Singapura dan melakukan penawaran saham perdana (IPO) di negara tersebut. Hal ini dianggap sebagai bentuk pelarian aset yang merugikan Indonesia.
“Mereka memanfaatkan kekayaan Indonesia, tapi uangnya disimpan di luar negeri. Ini penghinaan terhadap kedaulatan bangsa,” ujar Jesayas dengan nada tegas.
Di akhir aksi, Jesayas menegaskan bahwa Ormas PETIR siap menggelar aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Kami akan kembali dengan massa yang lebih besar jika laporan kami diabaikan. Negara tidak boleh kalah dari segelintir cukong yang hanya ingin mengeruk kekayaan tanpa peduli dampaknya,” tutup Jesayas.
Aksi tersebut berlangsung damai hingga massa membubarkan diri, namun ancaman aksi lanjutan menjadi peringatan keras agar kasus ini segera ditangani secara serius oleh aparat penegak hukum.