Peristiwa

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Riau, BMKG Imbau Warga Waspadai Kekeringan dan Potensi Karhutla

161
×

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Riau, BMKG Imbau Warga Waspadai Kekeringan dan Potensi Karhutla

Sebarkan artikel ini
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Riau, BMKG Imbau Warga Waspadai Kekeringan dan Potensi Karhutla
Tangkapan Layar Google cuaca riau, Kamis siang (30/10/2025)./R45/MD/Google Cuaca

Pekanbaru, Rakyat45.com – Provinsi Riau kembali diselimuti cuaca panas ekstrem dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, wilayah Riau tercatat tidak diguyur hujan selama lebih dari 10 hari berturut-turut. Kondisi ini membuat suhu udara melonjak hingga menyentuh angka 36,4 derajat Celsius pada Senin (28/10/2025).

Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh adanya pusat tekanan rendah di Laut Cina Selatan yang menarik massa udara dari Riau, sehingga awan hujan sulit terbentuk.

“Gangguan tekanan rendah itu membuat pembentukan awan di Riau sangat minim. Akibatnya, sinar matahari menyinari langsung permukaan bumi dan suhu meningkat signifikan,” jelas Bibin, Kamis (30/10/2025).

Minimnya pembentukan awan menyebabkan radiasi matahari langsung mengenai permukaan tanah tanpa hambatan. Ditambah posisi matahari yang hampir tegak lurus di atas wilayah Sumatera, kondisi ini mempercepat pemanasan udara dan kekeringan lahan.

BMKG juga melaporkan munculnya 16 titik panas (hotspot) di sejumlah kabupaten di Riau pada Kamis siang, menandakan meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

“Fenomena udara kering membuat tanah cepat kehilangan kelembapan dan lebih mudah terbakar. Karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran apa pun di lahan,” tegas Bibin.

BMKG mengingatkan warga agar mengantisipasi efek panas ekstrem dengan menjaga kondisi tubuh dan lingkungan. Masyarakat disarankan memperbanyak konsumsi air putih, menghindari paparan sinar matahari langsung, serta menyiram area pekarangan agar tetap lembap dan tidak mudah terbakar.

Selain itu, masyarakat diimbau untuk memantau pembaruan cuaca melalui kanal resmi BMKG, baik website maupun media sosial, guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi atmosfer.

“Cuaca di wilayah Riau sangat dinamis. Masyarakat perlu terus memperbarui informasi agar bisa melakukan langkah pencegahan sejak dini,” tutup Bibin.

Fenomena panas kering yang melanda Riau ini menjadi pengingat penting akan dampak perubahan iklim yang kian terasa. BMKG meminta seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah untuk tetap siaga terhadap potensi kekeringan dan karhutla, terutama menjelang akhir tahun yang identik dengan fluktuasi cuaca ekstrem.***

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.