Daerah

Cahaya Dibalik Tembok, Lantunan Barzanji Menggema di Masjid Al-Ihsan Lapas Bengkalis

163
×

Cahaya Dibalik Tembok, Lantunan Barzanji Menggema di Masjid Al-Ihsan Lapas Bengkalis

Sebarkan artikel ini
Teks foto; Dalam balutan cahaya pagi, warga binaan mengikuti pengajian Barzanji dengan khidmat di Masjid Al-Ihsan, Lapas Kelas IIA Bengkalis, Jum'at (31/10/2025)./R45/Humas

Bengkalis, Rakyat45.com – Cahaya lembut matahari pagi menyusup melalui jendela Masjid Al-Ihsan, menyelimuti ruang doa yang tenang. Di dalamnya, 39 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) duduk bersila.

Larut dalam suasana khidmat saat lantunan Barzanji menggema, menelusuri setiap sudut ruang suci Masjid Al-Ihsan, pengajian rutin ini kembali digelar sebagai bagian dari pembinaan keimanan dan penguatan karakter di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Bengkalis. Jum’at 31 Oktober 2025.

Mereka duduk rapi di lantai, menyimak dengan penuh perhatian, sesekali menundukkan kepala dalam doa. Wajah-wajah yang pernah keras oleh perjalanan hidup kini tampak teduh, seolah setiap ayat yang dibacakan menjadi cermin untuk refleksi diri. “Melalui pengajian ini, saya belajar untuk lebih sabar dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW,” ungkap salah seorang peserta dengan nada lembut.

Kalapas Kelas IIA Bengkalis, Priyo Tri Laksono, menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan di lingkungan Lapas bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian dari proses pembinaan yang menyentuh sisi terdalam kemanusiaan.

“Setiap kegiatan keagamaan di Lapas Bengkalis bukan hanya seremonial. Ini adalah ruang bagi mereka untuk menemukan ketenangan batin, memperkuat iman, dan menyiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Kami ingin mereka merasakan bahwa perubahan sejati selalu dimulai dari hati,” ujar Priyo.

“Selama kegiatan berlangsung, suasana masjid tetap tertib dan damai. Petugas Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Bimkemaswat) bersama petugas jaga memastikan seluruh rangkaian berjalan aman dan lancar. Di antara lantunan doa, terdengar napas panjang dan bisikan istighfar, menciptakan ritme spiritual yang mengalun lembut bersama cahaya pagi yang kian meninggi.

Priyo menambahkan bahwa kegiatan keagamaan seperti ini merupakan bagian penting dari program pembinaan rohani yang dijalankan secara konsisten.

“Program ini rutin digelar, bukan hanya untuk memperdalam pengetahuan agama, tetapi juga untuk menanamkan disiplin, kesabaran, dan keteladanan. Saya percaya, perubahan sejati lahir dari hati yang ikhlas dan terdidik. Melalui Barzanji, mereka belajar bahwa spiritualitas bisa tumbuh bahkan di balik tembok yang membatasi kebebasan fisik,” jelasnya.

Menjelang siang, lantunan doa mulai mereda. Cahaya matahari menembus kisi-kisi jendela, menari di atas lantai masjid yang berkilau. Keheningan yang tersisa bukanlah hampa, melainkan ketenangan yang mendalam sebuah refleksi dari perjalanan batin yang perlahan tumbuh di tengah keterbatasan.

“Masjid Al-Ihsan menjadi saksi bahwa kedamaian, perubahan, dan pembinaan karakter dapat tumbuh subur, menembus batas fisik, dan menyentuh setiap hati yang bersedia membuka diri,” tutup Kalapas Bengkalis, Priyo Tri Laksono, kepada Rakyat45.com.

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.