Peristiwa

Tangis di Tengah Wabah: Dua Nyawa Melayang Akibat DBD di Meranti

25
×

Tangis di Tengah Wabah: Dua Nyawa Melayang Akibat DBD di Meranti

Sebarkan artikel ini
Teks foto: Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Widya Nengsih, saat memberikan keterangan terkait peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Jum'at, 17/10/2025./R45/Alfin.

Meranti, Rakyat45.com – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, melonjak drastis sepanjang tahun 2025. Data Dinas Kesehatan setempat mencatat, hingga awal Oktober terdapat 301 kasus, terdiri atas 144 kasus DBD dan 157 kasus Demam Dengue (DD), dengan dua warga dilaporkan meninggal dunia.

Lonjakan ini meningkat hampir sembilan kali lipat dibandingkan tahun 2024 yang hanya mencatat 35 kasus. Peningkatan tertinggi terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi, terutama di wilayah Kelurahan Selatpanjang Timur, Desa Banglas, dan Kelurahan Selatpanjang Selatan.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Ade Suhartian, membenarkan adanya peningkatan signifikan kasus DBD di sejumlah kecamatan. Ia menyebut, faktor cuaca ekstrem dan perilaku masyarakat yang belum disiplin menjaga kebersihan lingkungan menjadi pemicu utama meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit.

“Kami terus melakukan pemantauan di seluruh wilayah dan memperkuat langkah-langkah pencegahan seperti fogging, pemberantasan sarang nyamuk, serta edukasi kepada masyarakat,” ujar Ade, Jumat (17/10/2025), kepada Rakyat45.com.

Salah satu korban yang meninggal dunia adalah balita perempuan berusia dua tahun berinisial SA, akibat Dengue Shock Syndrome (DSS) di RSUD Kepulauan Meranti pada akhir pekan lalu. Kasus tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena menunjukkan bahwa wabah DBD kini berada pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti, Widya Nengsih, menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menekan penyebaran penyakit ini.

“Kami mengimbau warga untuk rutin menguras dan menutup tempat penampungan air serta memanfaatkan kembali barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk,” kata Widya.

Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti kini memperketat pemantauan epidemiologis di seluruh kecamatan dan mengintensifkan kampanye 3M Plus sebagai langkah pencegahan. Pemerintah daerah juga mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala awal DBD seperti demam tinggi mendadak, nyeri sendi, dan munculnya bintik merah di kulit.**

Informasi lebih lengkap tentang prinsip editorial kami bisa dibaca di Kebijakan Redaksi.