Pendidikan

HDI 2025 Menggema di SLBN Bengkalis: Anak Istimewa Tunjukkan Dunia Tanpa Batas

106
×

HDI 2025 Menggema di SLBN Bengkalis: Anak Istimewa Tunjukkan Dunia Tanpa Batas

Sebarkan artikel ini
Teks foto; Para siswi menampilkan tari piring dengan penuh keanggunan dalam perayaan Hari Disabilitas Internasional 2025 di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Bengkalis, Rabu, (3/11/2025)/R45/Indra.

Bengkalis, Rakyat45.com – Di bawah hangatnya pagi di Jalan Pembangunan, suasana berbeda mengalun dari halaman Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Bengkalis. Bukan sekadar seremonial rutin, Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025 tampil sebagai panggung yang memuliakan keberanian, kreativitas, dan martabat setiap anak berkebutuhan khusus.

Hadir mewakili Bupati Bengkalis, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Andris Wasono, momentum ini menjadi simbol semakin menguatnya komitmen daerah terhadap pendidikan inklusif.

Sejak langkah pertama Andris Wasono memasuki halaman sekolah, atmosfer penuh energi positif langsung terasa. Tabuhan kompang menyambut kedatangannya, disusul atraksi pencak silat oleh dua siswa istimewa, Yuda dan Rafi, yang berhasil menarik decak kagum undangan.

Sementara itu, Sakti siswa penyiar muda berbakat memandu jalannya acara dengan percaya diri, menjadi kebanggaan tersendiri bagi pihak sekolah.

Rangkaian penampilan siswa semakin menghidupkan suasana. Fatih, siswa tunarungu, menghadirkan pantomim bertema “Hobiku Memancing” yang lembut sekaligus memukau. Disusul penampilan vocal group melalui lagu “Laskar Pelangi”, hingga peragaan busana batik karya tangan siswa sendiri. Pameran kerajinan dan bazar batik menambah warna, menampilkan kreativitas yang selama ini tersimpan di balik dinding kelas.

Kemeriahan mencapai puncaknya ketika Balon Harapan dilepaskan ke udara. Andris Wasono memimpin prosesi tersebut bersama sejumlah pejabat, di antaranya Kabid PKLK Dinas Pendidikan Provinsi Riau Harisman, Pengawas SLB Provinsi Riau Yasni.

Perwakilan Dandim 0303/Bengkalis Kapten Inf Erli, serta perwakilan Kapolres Bengkalis AKP Thamrin. Hadir pula perwakilan Kantor Kesyahbandaran, Dinas Sosial, Kemenag, Camat Bengkalis, tenaga pendidik, dan para orang tua.

Sebagai bentuk penghormatan, SLBN Bengkalis menyerahkan cenderamata berupa batik hasil karya siswa kepada Andris Wasono melambangkan sinergi yang terus dibangun antara sekolah dan pemerintah dalam memperkuat pendidikan inklusif.

Plt. Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Bengkalis, Muhammad Isnaini, menjelaskan bahwa sekolah membina siswa dengan beragam kebutuhan khusus, mulai dari disabilitas intelektual, autisme, ADHD.

“Kesulitan belajar seperti disleksia dan disgrafia, hingga tuna daksa ringan dan berat. Keragaman ini menuntut pendekatan pembelajaran yang adaptif, empatik, dan dipersonalisasi sesuai kebutuhan masing-masing anak.” jelas Isnaini.

Ia menekankan bahwa rangkaian kegiatan HDI bukanlah seremoni semata, melainkan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan bertumbuh.

“Setiap penampilan, pameran, dan karya merupakan wujud keberanian dan peningkatan kepercayaan diri anak-anak. Kegiatan ini sekaligus membuka mata masyarakat bahwa kemampuan penyandang disabilitas sangat luas,” ujar Isnaini.

Dalam sambutannya, Andris Wasono menyampaikan apresiasi mendalam kepada para guru atas ketulusan serta dedikasi mereka dalam membimbing peserta didik. Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Bengkalis untuk terus memenuhi hak-hak penyandang disabilitas, mulai dari akses pendidikan, layanan kesehatan, peluang kerja, hingga fasilitas publik yang lebih inklusif.

Ia menambahkan, HDI 2025 harus menjadi momentum memperkuat kolaborasi lintas sektor pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan organisasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan memberdayakan.

Menutup sambutan, ia mengucapkan selamat kepada seluruh penyandang disabilitas, khususnya keluarga besar SLBN Bengkalis, atas keteguhan dan inspirasi yang ditunjukkan.

“Anak-anak harus terus bermimpi, berkarya, dan melangkah maju dengan keberanian. Apresiasi juga saya sampaikan kepada guru dan para donatur yang bekerja dalam senyap namun berdampak besar,” ungkap

Acara kemudian ditutup dengan peninjauan stand bazar siswa, yang menampilkan ragam produk mulai dari batik, kerajinan limbah kayu, madu, keripik pisang, sayuran hasil budidaya, hingga berbagai karya kreatif lainnya.

Setiap karya menegaskan satu hal, potensi tak pernah mengenal batas, dan inklusi adalah tindakan nyata yang terus diperjuangkan.**