NIAS BARAT, RAKYAT45.COM – MELIZARO Harefa, SH.MH, yang juga sebagai kuasa hukum masyarakat serta perangkat desa taraha Kec.Mandehe utara Kab.Nias barat, angkat bicara serta menjelaskan tentang salah seorang ibu rumah tangga Meriadi Hulu warga desa taraha yang menyelamatkan bendera dari kobaran api saat berlangsung aksi masyarakat taraha membakar ban di depan kantor desa taraha pada 12 mei 2020. Karna hal tersebut mulai menjadi perbincangan di media sosial oleh oknum-oknum tertentu karena mereka duga bahwa pengerusakan bendera. Hal itu di jelaskan Melizaro kepada media. Minggu, (17/05/20)
Saya sebagai kuasa hukum masyarakat dan perangkat desa taraha pada laporan masyarakat taraha yang telah di sampaikan di tipikor polres nias tentang dugaan indikasi korupsi pada pelaksanaan DD TA.2018-2019 yang di duga di lakukan oleh kades taraha yang telah di nonaktifkan beberapa hari lalu atas nama Yuniaro lahagu.”Ucap Melizaro
Lanjutnya, saya menjelaskan saat berlangsung aksi pembakaran ban di depan kantor desa taraha serta penyegelan kantor desa oleh masyarakat taraha pada 12 mei lalu, salah seorang ibu rumah tangga atas nama Meriadi Hulu pada saat berlangsung pembakaran ban dia langsung menurunkan bendera bersama tingnya untuk di selamatkan dari kobaran api.”jelasnya
Lebih lanjut kuasa hukum itu mengatakan, tindakan ibu Meriadi Hulu saat menurunkan bendera sebelum jam 6 sore, tidak ada unsur tindakan melawan hukum, melainkan negara berterima kasi kepada ibu Meriadi yang tidak punya sekolah itu karena telah menyelamatkan lambang negara kita dari kobaran api. Hingga pada saat bapak wakil bupati nias barat Khenoki Waruwu datang di kantor desa taraha pada 14 mei hari lalu, ibu Meriadi Hulu menyerahkan bendera yang dia selamatkan itu di tangan bapak wakil bupati nias barat dalam keadaan utuh.” Seraya Melizaro menyampaikan, saya berharap kepada oknum-oknum tertentu yang mulai memperbincangkan tentang bendera itu yang menduga pengerusakan untuk tidak memperbesar-besarkan masalah, dan juga kepada seluruh masyarakat untuk tidak salah paham tentang penurunan bendera itu, karena ibu Meriadi Hulu bukan merusak justru menyelamatkan lambang negara kita.”Tega Melizaro Harefa, SH.MH mengakhiri.
Ibu Meriadi Hulu kepada media menyampaikan, Benar pak, pada saat pembakaran ban di depan kantor desa taraha, saya langsung menurunkan bendera serta tiangnya agar terhindar dari kobaran api supaya bendera kita tidak rusak. Tidak ada niat saya untuk merusak justru saya menyelamatkan bendera kita, karena meskipun saya ini tidak punya sekolah namun saya tau bahwa bendera merah putih itu adalah lambang negara kita indonesia makanya saya selamatkan.”Ucap Meriadi.
Di tempat terpisah, Setieli Lahagu tokoh masyarakat desa taraha kepada media menyampaikan, kami berterima kasih kepada pemerintah daera kabupaten nias barat yang telah menonaktifkan kades taraha dimana kades taraha tersebut tidak transparan kepada kami sebagai masyarakat dan juga di duga telah melukan indikasi korupsi pada pelaksanaan dana desa TA.2018-2019, sikap yang di ambil oleh pemda Nias Barat adalah solusi yang bijaksana demi memperjuangkan hak-hak kami sebagai masyarakat.”Kata setieli.
Kami juga sangat berterima kasih kepada bapak wakil bupati nias barat Khenoki Waruwu yang telah datang langsung di desa taraha pada 14 Mei hari lalu saat kades taraha di nonaktifkan.Tidak ada balasan dari kami, selain do’a dan harapan kami semoga bapak Khenoki dapat mempertahankan kepemimpinannya kedepan yang sangat pro dengan rakyat.” Tandas Setieli mengakhiri.
Sebelumnya, saat media konfirmasi kepada wakil bupati nias barat Khenoki Waruwu mengatakan, saya berharap kepada oknum-oknum tertentu untuk tidak memperbesar-besarkan masalah tentang bendera itu. Dan saya tegaskan bahwa bendera itu belum di rusak karena pada saat saya datang di kantor desa taraha pada 14 Mei hari lalu, ibu Meriadi Hulu telah menyerahkan bendera itu di tangan saya dalam keadaan utuh. Justru saya dan kita semua menyampaikan terima kasih kepada ibu meriadi karena telah menyelamatkan lambang negara kita.”Tegas Wabup.
(Makmur Gulo)