Gunungkidul – Rakyat45.com. Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta, turut serta dalam panen padi di Kelompok Tani Makmur, Karangtengah 1, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 28 Februari 2024. Ketua Kelompok Tani Makmur, Sugiyo, menyatakan bahwa luas lahan di Bulak Sangkrah dan Telogo Mulyo mencapai 10 hektare. Hasil produktivitas padi mencapai 8,704 ton/hektare gabah kering panen atau 7,038 ton/hektare gabah kering giling.
Sugiyo menyampaikan rasa syukurnya di tengah kenaikan harga beras, meskipun panen terlambat, namun hasil yang diperoleh mampu mencukupi kebutuhan hidup. Terlebih, harga beras saat ini relatif tinggi di beberapa wilayah, termasuk Gunungkidul.
Dari 69 anggota kelompok tani, sebagian besar hasil panen digunakan untuk konsumsi sendiri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Sugiyo juga menyampaikan beberapa aspirasi kepada Bupati Gunungkidul, H. Sunaryanta, antara lain akses jalan usaha tani yang belum dapat dilalui oleh kendaraan atau traktor, serta dukungan untuk peningkatan produksi dan kesejahteraan anggota kelompok.
“Masih ada kendala yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah Kabupaten, terutama dalam hal infrastruktur jalan usaha tani yang memadai,” ujarnya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyatakan bahwa kenaikan harga beras salah satunya disebabkan oleh keterlambatan musim tanam di beberapa wilayah, yang mengakibatkan penundaan masa panen.
Dia juga mendorong para petani untuk menanam padi dua kali dalam setahun jika memungkinkan, untuk menjaga produktivitas pertanian padi di Bumi Handayani.
“Beberapa wilayah seperti di Kanaewon Ponjong, Karangmojo, Wonosari, Nglipar, dan Playen sudah mulai panen,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono, menyampaikan bahwa berdasarkan data, produktivitas padi di beberapa daerah mulai meningkat. Di Ponjong, produktivitas mencapai 6,8 ton gabah kering giling per hektare dengan luas lahan yang telah panen mencapai 25 hektare.
“Di Wonosari, sudah panen 29 hektare dengan produktivitas 7 ton gabah kering giling per hektare. Karangmojo mencapai 11 hektare dengan produktivitas 6,9 ton gabah kering giling per hektare. Di Tepus, panen dilakukan di lahan seluas 15 hektare dengan produktivitas 3,5 ton per hektare. Ini adalah data sementara yang telah kami terima,” ungkapnya.