Pria Lebih Rentan Sakit Dibandingkan Wanita, Ini Alasannya

RAKYAT45.COM – Para ahli mengungkapkan perbedaan imunologi antara pria dan wanita yang membuat pria lebih rentan terhadap penyakit. Menurut Dr. Matthew Memoli dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, pria cenderung kurang berhati-hati dalam mencegah sakit, seperti jarang memakai masker atau mencuci tangan. Selain itu, kebiasaan merokok, minum alkohol, serta enggan mencari perawatan medis, semakin memperburuk kondisi kesehatan pria.

Sementara itu, Sabra Klein, profesor mikrobiologi di Universitas Johns Hopkins, menyebutkan bahwa sistem imun wanita lebih aktif dalam mendeteksi virus dan bakteri, melepaskan lebih banyak sitokin, serta menghasilkan lebih banyak antibodi. Faktor genetik dan hormon juga memainkan peran penting, di mana hormon testosteron melemahkan kekebalan tubuh pria, sedangkan estrogen pada wanita memperkuatnya.

Meski wanita memiliki respons imun yang lebih kuat, sistem yang terlalu aktif bisa berbahaya, bahkan memicu sindrom pasca infeksi, seperti COVID berkepanjangan.

Pria Lebih Rentan Sakit Dibandingkan Wanita, Ini Alasannya

RAKYAT45.COM – Para ahli mengungkapkan perbedaan imunologi antara pria dan wanita yang membuat pria lebih rentan terhadap penyakit. Menurut Dr. Matthew Memoli dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, pria cenderung kurang berhati-hati dalam mencegah sakit, seperti jarang memakai masker atau mencuci tangan. Selain itu, kebiasaan merokok, minum alkohol, serta enggan mencari perawatan medis, semakin memperburuk kondisi kesehatan pria.

Sementara itu, Sabra Klein, profesor mikrobiologi di Universitas Johns Hopkins, menyebutkan bahwa sistem imun wanita lebih aktif dalam mendeteksi virus dan bakteri, melepaskan lebih banyak sitokin, serta menghasilkan lebih banyak antibodi. Faktor genetik dan hormon juga memainkan peran penting, di mana hormon testosteron melemahkan kekebalan tubuh pria, sedangkan estrogen pada wanita memperkuatnya.

Meski wanita memiliki respons imun yang lebih kuat, sistem yang terlalu aktif bisa berbahaya, bahkan memicu sindrom pasca infeksi, seperti COVID berkepanjangan.